Jumat, 3 Oktober 2025

Pemanfaatan Teknologi Dinilai Bisa Tekan Angka Kerugian Akibat Bencana Alam

Perubahan iklim membuat bencana semakin sering terjadi, semakin intens, dan bahkan semakin dahsyat.

Penulis: Sanusi
Istimewa
INOVASI TEKNOLOGI - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno meninjau Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia di JIExpo, Jakarta, Rabu (13/8/2025). Inovasi teknologi dapat meningkatkan kapasitas pemerintah dan semua pihak untuk menyelamatkan nyawa saat terjadi bencana. 

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan inovasi teknologi dapat meningkatkan kapasitas pemerintah dan semua pihak untuk menyelamatkan nyawa saat terjadi bencana.

Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan untuk menciptakan alat, sistem, atau metode yang mempermudah kehidupan manusia dan menyelesaikan berbagai masalah.

Kata “teknologi” berasal dari bahasa Yunani “techne” (keahlian atau seni) dan “logos” (ilmu atau kajian).

Baca juga: Menko Muhaimin Orkestrasi Ribuan Rektor untuk Majukan Sains dan Teknologi, Dukung Visi Prabowo

Menteri Sekretaris Negara periode 2014-2024 tersebut juga menjelaskan, setiap tahun ada sekitar 5.000 kasus bencana di Indonesia.

Dengan demikian, semua pihak termasuk pemerintah setiap saat harus selalu siap. Namun, berkat inovasi, revolusi industri, digitalisasi, dan bahkan kecerdasan buatan, kita dapat meningkatkan kapasitas untuk menyelamatkan nyawa.

Pratikno juga mengatakan, karena perubahan iklim dan faktor-faktor lainnya, bencana alam semakin meningkat di seluruh dunia. Perubahan iklim membuat bencana semakin sering terjadi, semakin intens, dan bahkan semakin dahsyat.

"Oleh karena itu, teknologi dapat meningkatkan kemampuan bangsa kita untuk melakukan aksi kemanusiaan. Sebagai contoh, misalnya sensor canggih untuk mendeteksi gempa bumi. Itu dapat mendeteksi gempa bumi dalam hitungan detik," ujar Pratikno usai meninjau Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia di JIExpo, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Pratikno menjelaskan, lintasan imajiner satelit, juga hampir waktu nyata. Algoritme kecerdasan buatan dapat memprediksi berbagai potensi bencana, termasuk misalnya, pola banjir dengan akurasi yang cukup tinggi.

"Jadi, inilah saatnya kita harus meningkatkan inovasi, meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi baru, menjadi lebih produktif dan lebih berwawasan untuk menyelamatkan nyawa," ujarnya.

Menurutnya, perkembangan teknologi, termasuk Revolusi Industri 4.0 dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), berperan penting dalam mengurangi risiko bencana dan mempermudah proses penyelamatan, terutama di lokasi yang sulit dijangkau.

“Seringkali kita dihadapkan pada penyelamatan di tempat yang sangat sulit, bahkan di celah yang sempit. Kita harus menggunakan drone yang sangat akurat,” tuturnya.

Dia menegaskan bahwa lewat Expo EDRR, Indonesia tidak hanya ingin mempelajari teknologi dari negara lain, tetapi juga mengajak kerja sama internasional untuk mengembangkan inovasi dan membangun industri teknologi kebencanaan di dalam negeri.

"Kami, masyarakat Indonesia, ingin belajar dari rekan-rekan saya di Tiongkok dan negara-negara lain untuk melihat teknologi terbaru yang telah anda inovasikan. Namun, sebenarnya, Indonesia ingin mendapatkan lebih banyak dari Anda. Kami tidak hanya ingin membeli produk Anda, tetapi mari kita berinovasi bersama," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved