Hadapi Gempuran Algoritma Global, Indonesia Perlu Kedaulatan Pikiran
Laporan Digital 2025 Global Overview Report yang dirilis oleh We Are Social dan Meltwater pada Februari 2025 mencatat bahwa masyarakat Indonesia.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Wahyu Aji
IDCI mengusulkan empat pilar utama untuk membangun sistem pertahanan kognitif bangsa yakni kapasitas naratif nasional, infrastruktur konten strategis, regulasi arsitektur algoritma, dan lembaga pemantau kesadaran publik.
Taufiq mengatakan perlu membangun kemampuan bangsa untuk menyusun dan menyebarluaskan narasi tentang dirinya secara utuh, jujur, dan bermartabat.
Lalu memperkuat ekosistem media, budaya, dan edukasi digital yang mampu membentuk kesadaran kritis dan identitas kebangsaan.
Negara, menurut Taufiq, harus hadir dalam tata kelola sistem distribusi informasi agar tidak sepenuhnya dikendalikan oleh logika pasar dan kepentingan asing.
Serta membangun sistem pemantauan terhadap arah opini publik, polarisasi, dan disinformasi sebagai bagian dari sistem pertahanan nasional.
“Kedaulatan sejati adalah ketika bangsa ini mampu berpikir dengan cara sendiri. Dalam era digital, mempertahankan pikiran adalah bentuk tertinggi dari mempertahankan kemerdekaan,” pungkas Taufiq.
Baca juga: Kemendikdasmen: Literasi Digital Siswa Bakal Cegah Disinformasi di Media Sosial
Indonesia Digital Cyber Institute (IDCI) menyerukan agar seluruh elemen bangsa bersatu membangun kesadaran bersama. (*)
10 Negara dengan Kecepatan Internet Paling Lambat: Timor Leste Urutan 1, Ada Kuba hingga Belarusia |
![]() |
---|
Genjot Bisnis Internet Broadband, Linknet dan Centrin Kerjasama Open Access |
![]() |
---|
Rektor UMB Andi Adriansyah: Pendidikan Berintegritas dan Inovatif Jadi Kunci Hadapi Era Disrupsi |
![]() |
---|
Usai 3 Kali Ditunda, Satelit Nusantara Lima Berhasil Diluncurkan ke Angkasa |
![]() |
---|
Satelit Nusantara 5 Meluncur, Menkomdigi Janjikan Akses Internet Cepat Merata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.