Jumat, 3 Oktober 2025

Dua Media Besar Pilih Tinggalkan Twitter, Ini Alasannya

Dua perusahaan media berhenti menggunakan Twitter setelah Twtter melabeli keduanya sebagai "media yang didukung  pemerintah".

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Mac Rumors
Dua perusahaan media berhenti menggunakan Twitter setelah Twtter melabeli keduanya sebagai "media yang didukung  pemerintah". Keduanya adalah Public Broadcasting Service (PBS) dan National Public Radio (NPR). 

Twitter harus meningkatkan pangsa iklan dan partisipasi organisasi media selama bertahun-tahun dengan membangun relasi.

Sedangkan Musk memecat hampir semua orang yang memiliki hubungan kunci tersebut.

Baca juga: Elon Musk PHK 6.000 Staf Twitter, Hanya Pertahankan 1.500 Karyawan

Dalam sebuah wawancara Twitter Spaces dengan BBC pada Selasa (11/4/2023), Musk mengatakan hanya ada 1.500 karyawan yang tersisa, turun dari sekitar 8.000 karyawan.

NPR adalah salah satu organisasi yang dulunya memiliki hubungan dekat dengan tim kemitraan Twitter dan melakukan uji coba versi awal produk.

"Sungguh membuat saya sedih melihat organisasi berita memikirkan apakah mereka akan tetap berada di platform ini," cuit Lara Cohen, yang dulunya mengelola kemitraan dan pemasaran Twitter.

"Ruang redaksi dan jurnalis selalu menjadi sumber kehidupan di tempat ini," ungkapnya.

Sebagai pengakuan atas pentingnya peran jurnalis, tim kemitraan memverifikasi akun para wartawan secara individual selama bertahun-tahun, dengan menambahkan tanda centang biru pada akun mereka.

Musk berencana menghapus tanda tersebut mulai 20 April, sehingga memberikan alasan lain bagi media untuk kabur dari Twitter.

Beberapa jurnalis juga berhenti menggunakan Twitter, setelah Musk melarang sementara beberapa akun wartawan pada musim gugur lalu.

Sementara yang lainnya ragu untuk meninggalkan kebiasaan sehari-hari mereka menggunakan platform itu dan pengikut yang dibangun selama bertahun-tahun.

Selain itu, tidak ada platform lain yang begitu terhubung dengan apa yang terjadi saat ini.

Meskipun para jurnalis bereksperimen dengan LinkedIn, Instagram, dan pemain baru seperti Substack Notes, belum ada alternatif lain yang bisa melepaskan diri dari Twitter.

Musk mengandalkan jurnalis Twitter untuk mempromosikan renungannya kepada audiens di luar Twitter.

Setiap kali dia melakukan sesuatu yang gegabah, seperti mengubah logo Twitter menjadi anjing Shiba Inu, hal itu selalu menarik perhatian media.

Pemilik Twitter sepertinya paham dirinya memang menjadi sorotan media, meski terkadang dia mendapat kecaman atau kritik atas keputusan dan cuitannya.

Setelah media beramai-ramai membahas perubahan logo Twitter, Musk bahkan men-tweet, "Saya berharap media akan berhenti menyanjung saya sepanjang waktu."

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved