Waspada, Facebook Akui 'Nguping' Percakapan Pengguna Messenger
Perusahaan jejaring sosial raksasa itu baru-baru ini mengakui menguping setiap pesan suara yang melintas di platfom percakapan Facebook Messenger
Editor:
Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Facebook lagi-lagi membuat pengakuan yang membuat penggunanya mengernyitkan dahi.
Perusahaan jejaring sosial raksasa itu baru-baru ini mengakui telah menguping setiap pesan suara yang melintas di platfom percakapan Facebook Messenger.
Pesan-pesan suara tersebut konon dianalisa lalu dicatat oleh pihak ketiga tanpa izin pengguna.
Lebih spesifik lagi, pesan suara didengar langsung oleh telinga manusia yang dibayar Facebook secara khusus, alih-alih memasrahkan mesin pengenal suara untuk mendengar dan menganalisa pesan suara.
"Seperti Apple dan Google, kami menyetop pengulasan audio oleh manusia lebih dari seminggu lalu," aku perwakilan Facebook.
Menurut beberapa orang yang mengaku pernah terlibat dalam proyek "menguping" ini, beberapa pesan suara yang didengarkan terkadang berisi pesan vulgar dan bahkan dianggap cukup mengganggu.
Beberapa orang lain yang juga dikontrak Facebook untuk mendengarkan dan menulis percakapan suara mengatakan bahwa Facebook tidak pernah memberi tahu dari mana asal data audio tersebut.
Beberapa di antara mereka sadar bahwa data audio yang mereka dengar adalah percakapan rahasia.
Saat mengetahuinya, mereka mulai merasa tidak nyaman untuk terus-menerus menguping pesan suara tersebut dan mulai meragukan legalitas serta etika kerja mereka.

Di sisi lain, Facebook mengaku bahwa para kontraktor yang dibayar untuk mendengarkan pesan suara, tidak mengetahui siapa pengirim maupun penerima pesan suara tersebut.
"Para kontraktor memeriksa apakah mesin kecerdasan buatan menginterpretasikan pesan suara dengan benar atau tidak," jelas Facebook.
Baca: Bos Facebook, Mark Zuckerberg Dijuluki Orang Paling Berbahaya di Dunia
Sayangnya, Facebook tidak mengungkap pihak ketiga mana yang dibayar untuk mendengarkan percakapan pengguna Messenger.
Namun laporan Bloomberg menyebut TaskUs.Inc, salah satu firma yang berlokasi di Santa Monica, California, AS sebagai salah satu pihak ketiga.
Menurut laporan tersebut, Facebook merupakan klien TaskUs yang paling penting sekaligus paling besar.
Namun, pegawai TaskUs dilarang blak-blakan mengungkapkan untuk siapa proyek yang sedang mereka kerjakan, mereka hanya menyebut klien itu dengan sebuah kode bernama "Prism".