FIFA Matchday
Striker Irak Banjir Kecaman Buntut Pelanggaran Brutal saat Lawan Thailand, Pintu Maaf Belum Dibuka
Mohanad Ali, striker Irak yang jadi pahlawan kemenangan di King's Cup, justru mencoreng prestasinya dengan aksi brutal terhadap Chanatip Songkrasin.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Striker Irak Mohanad Ali banjir kecaman buntut pelanggaran keras yang ia lakukan kepada pemain Thailand, Chanatip Songkrasin di Kings Cup 2025.
Duel final King's Cup pada Minggu (7/9/) lalu itu mempertemukan Irak vs Thailand yang akhirnya dimenangi Tim Singa Mesopotamia dengan skor 1-0.
Ajang itu merupakan turnamen yang digelar secara tahunan oleh Thailand dan mengundang beberapa tim. Irak, Hong Kong dan Fuji adalah yang diundang pada edisi ke-51 tahun ini.
Sorotan mengarah pada laga final di mana ada insiden yang membuat kedua tim ribut di tengah lapangan, tepatnya pada saat laga akan berakhir di menit 90+3'.
Pemain Irak, Mohanad Ali melakukan pelanggaran keras dengan melepaskan tendangan yang mengenai lutut pemain Thailand, Chanatip Songkrasin.
Insiden terjadi saat memasuki injury time. Irak dalam posisi unggul 1-0 meski sudah bermain dengan 10 orang.
Namun, saat laga tinggal beberapa menit rampung, striker Irak Mohanad Ali secara tiba-tiba menghantam Chanatip yang kala itu mendrible bola.
Alih-alih mengenai bola, Ali justru menyepak kaki Chanatip dan membuat bintang Thailand itu terkapar kesakitan.
Wasit langsung mengeluarkan kartu merah untuk striker yang karib disapa 'Mehme' itu, membuat Irak menyelesaikan laga dengan 9 pemain.
Insiden itu bak mencoreng prestasi Ali, karena ia sebelumnya membawa Irak unggul berkat gol yang dicetaknya.

Baca juga: Irak Juara Kings Cup usai Hajar Thailand, Ancaman Besar untuk Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Selain itu, di laga sebelumnya Irak juga mengalahkan Hong Kong 2-1 berkat brace gol dari Mohanad Ali.
Namun, aksi kasarnya itu kini justru menutup pencapaian apiknya selama dua laga di King's Cup 2025.
Insiden yang ia lakukan langsung memicu kericuhan di lapangan. Beruntun situasi akhirnya bisa diredam oleh pemain dan ofisial kedua tim.
Meski begitu, di luar lapangan aksi kasarnya itu menimbulkan sorotan besar. Banjir kecaman harus dipanen Ali buntut pelanggaran brutalnya itu.
Usai pertandingan, Chanatip tak menutupi kekesalannya. Ia menyebut aksi Ali bukan sekadar pelanggaran, melainkan tindakan yang seperti penganiayaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.