Rabu, 1 Oktober 2025

EFL Cup

MU Kalah dari Tim Divisi 4, Jadi Awal Runtuhnya Era Ruben Amorim?

Ruben Amorim pasti tidak akan pernah melupakan perjalanannya ke Grimsby. 

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Instagram.com/manchesterunited
RUBEN AMORIM - Pelatih Manchester United asal Portugal, Ruben Amorim. 

MU Kalah dari Tim Divisi 4, Jadi Awal Runtuhnya Era Ruben Amorim?

TRIBUNNEWS.COM- Ruben Amorim pasti tidak akan pernah melupakan perjalanannya ke Grimsby. Ia jelas tidak ingin kembali ke sana. Kekalahan adu penalti 12-11 melawan tim League Two (divisi keempat Liga Inggris) setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal menjadi titik terendah baru dirinya, dan juga Manchester United

Malam tersebut bisa jadi awal runtuhnya kekuasaan Amorim di Old Trafford. Jangan salah, kalah dari Grimsby Town adalah sebuah penghinaan bagi Amorim dan United. 

Belum pernah sebelumnya United kalah dari tim kasta keempat di kompetisi ini — mereka sebelumnya memenangkan 11 laga melawan tim dari divisi tersebut. Tak hanya itu,  cara mereka tersingkir di putaran kedua inilah yang bisa benar-benar membahayakan Amorim.

United sempat tertinggal 2-0, hampir saja kebobolan gol ketiga sebelum gol Cameron Gardner dianulir karena offside. Namun kebangkitan di menit akhir membuat mereka menyamakan skor 2-2 lewat gol Bryan Mbeumo dan Harry Maguire. 

Kemudian, terjadilah adu penalti yang kacau. Penyerang Matheus Cunha dan Mbeumo gagal mengeksekusi penalti, sementara rekrutan baru senilai Rp1,63 triliun, Benjamin Sesko, menembak bola melambung dari jarak 5,4 meter pada kesempatan terakhir di waktu normal. Itu seakan menjadi pertanda buruk untuk apa yang terjadi kemudian.

 

 

Baca juga: Kejutan Besar, Manchester United Kalah dari Grimsby Town, Tim dari League Two, Kasta Ke-4 Inggris

 

 

Kekalahan adu penalti dari Grimsby Town menandai titik rendah baru yang bersejarah bagi Setan Merah. Padahal, skuad mahal United seharusnya terlalu kuat bagi Grimsby, meski mereka memulai musim Premier League dengan lamban — kalah dan imbang dalam dua laga awal. 

Namun kombinasi semangat dan organisasi tuan rumah, ditambah keengganan Amorim meninggalkan sistem favoritnya 3-4-3 yang tidak cocok dengan para pemain, membuat United menelan kekalahan piala terburuk dalam ingatan.

Banyak sinyal-sinyal kekalahan United di laga ini. Mulai dari pertahanan buruk Diogo Dalot dan Tyler Fredricson, kegagalan kiper André Onana mengantisipasi sepak pojok yang berujung gol kedua Grimsby, ketidakmampuan Kobbie Mainoo dan Manuel Ugarte mengendalikan lini tengah, serta penalti ceroboh Cunha yang gagal padahal bisa memastikan kemenangan adu penalti.

Semua itu adalah bagian dari gambaran besar suram di United. Itu bukan insiden terpisah dari satu malam di Grimsby. Amorim memang bermasalah dengan kiper sepanjang musim, pertahanan rapuh, lini tengah tidak berfungsi, dan penalti kerap menjadi isu — Bruno Fernandes pun gagal di Fulham akhir pekan lalu. 

Dengan bursa transfer yang akan ditutup 1 September, waktu United semakin habis untuk membenahi masalah-masalah ini. Mereka butuh kiper andal, tapi kecil kemungkinan mendatangkannya. Mereka sangat butuh gelandang box-to-box yang punya energi sekaligus kreativitas, tapi belum ada tanda-tanda hadirnya solusi.

Namun di balik semua itu, seperti ditulis Mark Ogden di ESPN,  masalah terbesar adalah sikap keras kepala Amorim mempertahankan formasi 3-4-3. 

Sistem itu jelas tidak berjalan di Premier League, membuat United kalah jumlah di lini tengah. 

Konsekuensinya, para penyerang kekurangan suplai bola, semakin diperparah oleh preferensi Amorim menggunakan winger inverted yang lebih suka menusuk ke dalam daripada mengirim umpan silang.

Kekacauan terlihat di semua lini. Tapi karena United sudah jadi tim berantakan hampir satu dekade dengan gonta-ganti pelatih setiap dua-tiga tahun, ada tekad untuk bertahan bersama Amorim sampai ia bisa memperbaiki keadaan. Sayangnya, badai ini terasa semakin panjang dan awan gelap makin menebal.

Amorim tidak bisa menghindari ejekan suporter Grimsby yang bernyanyi, “Kau akan dipecat besok pagi!” Mungkin ejekan itu belum benar-benar akurat untuk saat ini, tapi sulit mengabaikan rekor buruk Amorim. 

Ia diberi waktu dan kesabaran musim lalu karena mewarisi skuad bermasalah dari Erik ten Hag pada November, namun kini ini adalah tim versinya sendiri. Rasio kemenangannya adalah yang terburuk dibanding manajer United lainnya sejak Sir Alex Ferguson pensiun pada 2013.

Laga di Grimsby adalah pertandingan ke-45 Amorim sebagai pelatih United, dengan 19 di antaranya berakhir kekalahan. Ia bahkan menelan lebih banyak kekalahan ketimbang kemenangan (17) hanya dalam 10 bulan. Tapi kekalahan ini akan terasa paling menyakitkan, dan mungkin akan jadi garis batas yang menentukan.

United dan Amorim tidak bisa terus seperti ini. Grimsby seharusnya menjadi titik terendah, namun bersama tim ini, selalu ada kemungkinan keadaan bisa semakin buruk. 

 

Louis Saha: Kesalahan tak Termaafkan

MANTAN striker Manchester United, Louis Saha menyebut Setan Merah menunjukkan performa terburuk sepanjang sejarah dalam 45 menit pertama kontra Grimsby di ajang Carabao Cup. Tertinggal 0-2, United beruntung bisa menyamakan skor jadi 2-2 meski akhirnya kalah adu penalti dari tim divisi empat tersebut.

Kiper Andre Onana, kata Saha, menjadi puncak keterpurukan United kemarin. “Kesalahan-kesalahan dari Onana sungguh mengerikan sehingga kami kalah di babak pertama ini. Itu tidak bisa dimaafkan. Tidak jelas ke mana dia bergerak, tidak ada kontak dengan bola, matanya bahkan tidak fokus ke bola," kata Saha di ITV.

“Gol pertama (adalah kesalahannya), gol kedua (juga kesalahannya). Terlalu banyak kesalahan. Itu bukan Manchester United, dan saya rasa dia pun tahu,” kata Saha mengecam. 

 

Rekor Buruk Ruben Amorim di Manchester United 

Main: 45

Menang: 17

Seri: 9

Kalah: 19

* 19 kalah vs 17 menang dalam 10 bulan → catatan minus yang belum pernah dialami manajer MU era modern.

* Rasio Menang: hanya 37,7 persen → terburuk dari semua manajer MU sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson (2013).

* Posisi Liga musim lalu: 15 besar Premier League (terburuk sejak degradasi 1973/74).

Tersingkir di piala:
Carabao Cup 2025/26 → babak kedua, kalah adu penalti dari Grimsby Town (League Two).

* Pertama kali dalam sejarah MU kalah dari tim kasta keempat di ajang piala domestik.


Prosentase menang Pelatih Man United

Ruben Amorim → 37,7%  

David Moyes → 52%

Louis van Gaal → 52%

Erik Ten Hag → 53%

Ole Gunnar Solskjaer → 54%

Jose Mourinho → 58%


(Tribunnews/den)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
6
5
0
1
12
7
5
15
2
Arsenal
6
4
1
1
12
3
9
13
3
Crystal Palace
6
3
3
0
8
3
5
12
4
Tottenham
6
3
2
1
11
4
7
11
5
Sunderland
6
3
2
1
7
4
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved