Selasa, 7 Oktober 2025

Liga Champions

Sorotan Final Liga Champions: Inter Milan Rawan Dejavu, PSG Didukung Sejarah untuk Pecah Telur

Sorotan menarik bakal mewarnai perhelatan laga final Liga Champions musim 2024/2025 yang mempertemukan Inter Milan vs PSG, akhir pekan ini.

Intermilan.com
INTER RAWAN DEJAVU - Ekspresi kekecewaan Inter Milan saat kalah. Sorotan menarik bakal mewarnai perhelatan laga final Liga Champions musim 2024/2025 yang mempertemukan Inter Milan vs PSG akhir pekan ini. (Laman Inter Milan). 

TRIBUNNEWS.COM - Sorotan menarik bakal mewarnai perhelatan laga final Liga Champions musim 2024/2025 yang mempertemukan Inter Milan vs PSG, akhir pekan ini.

Dijadwalkan, duel Inter Milan vs PSG memperebutkan gelar juara Liga Champions digelar pada Minggu (1/6/2025) kick-off jam 02.00 WIB.

Munchen Football Arena alias Allianz Arena selaku markas Bayern Munchen akan menjadi arena duel kedua tim.

Baik Inter Milan maupun PSG tentu sama-sama berambisi untuk saling mengalahkan demi trofi si Kuping Besar.

Jika menelisik sejarah, situasi dejavu tampaknya rawan dialami Inter Milan di final Liga Champions musim ini.

Meskipun memiliki jumlah trofi Liga Champions yang lebih banyak ketimbang PSG yang menjadi lawannya kali ini.

Inter Milan justru tidak terlalu diunggulkan untuk bisa meraih kemenangan sekaligus memenangkan trofi juara.

Tercatat ada dua sejarah yang nyatanya malah merugikan Inter Milan serta menguntungkan PSG sebagai tim lawan.

Baca juga: Paris Saint-Germain dan Inter Milan Ciptakan Aura Final Liga Champions yang Berbeda

Trofi Liga Champions dipajang pada acara undian perempat final Liga Champions 2017-2018 di markas UEFA di Nyon, Swiss, Jumat (16/3/2018) malam WIB.
TROFI LIGA CHAMPIONS (ARSIP) - Trofi Liga Champions dipajang pada acara undian perempat final Liga Champions 2017-2018 di markas UEFA di Nyon, Swiss, Jumat (16/3/2018) malam WIB. (AFP/Fabrice Coffrini)

Apesnya, dua sejarah tersebut melibatkan Allianz Arena yang menjadi venue final Liga Champions musim ini.

Ya, Allianz Arena diketahui punya sejarah yang rawan bikin Inter Milan gagal juara lagi seperti dua tahun lalu.

Sejarah pertama menyoal fakta bahwa Allianz Arena selalu menjadi arena lahirnya jawara baru di Liga Champions.

Dalam sejarahnya, Kota Munchen tercatat sudah pernah menggelar partai final Liga Champions sebanyak 4 kali.

Menariknya, dalam gelaran empat kali final tersebut, lahir raja baru Liga Champions, sebagaimana dikutip Squawka.

Sebut saja Nottingham Forest yang mampu mengejutkan Eropa setelah menjadi juara Liga Champions tahun 1979.

Lalu, Marseille (1993) dan Borussia Dortmund (1997) yang pernah menjadi raja di kota Munchen sebelum era 2000an.

Terakhir Chelsea (2012) yang berhasil memenangkan gelar juara Liga Champions perdananya di tempat sama.

Dengan dukungan fakta sejarah tersebut, Inter Milan yang sudah juara Liga Champions sebanyak tiga kali, tentu rawan menjadi korban sejarah, karena PSG diketahui belum pernah menjuarai Si Kuping Besar.

GAGAL KUDETA KLASEMEN - Inter Milan kalah 3-0 melawan Fiorentina dalam laga yang sempat tertunda sejak 1 Desember akibat Edoardo Bove pingsan di lapangan, Jumat (7/2/2025). Kekalahan ini membuat Inter gagal mengkudeta Napoli di puncak klasemen
GAGAL KUDETA KLASEMEN - Inter Milan kalah 3-0 melawan Fiorentina dalam laga yang sempat tertunda sejak 1 Desember akibat Edoardo Bove pingsan di lapangan, Jumat (7/2/2025). Kekalahan ini membuat Inter gagal mengkudeta Napoli di puncak klasemen (Intermilan.com)

Kedua, sejarah mencatat jika final Liga Champions digelar di Munchen, biasanya tidak terlalu ramah bagi tim Italia.

Seperti yang dijelaskan di atas tadi, dua dari empat klub yang menjadi juara Liga Champions di Munchen, ternyata bisa membawa pulang gelar setelah mengalahkan tim Italia.

Pada edisi 1993, Marseille memenangkan trofi pertamanya dengan mengalahkan AC Milan dengan skor 1-0 di final.

Empat tahun berselang, Dortmund juga meraih gelar Liga Champions pertamanya dengan menumbangkan Juventus dengan skor 3-1 di momen yang sama.

Berkaca dari sejarah tersebut, Inter Milan kini berada di ujung tanduk, lantaran bisa saja menjadi korban ketiga setelah AC Milan dan Juventus kalah di Munchen pada final Liga Champions edisi sebelumnya.

Jikalau kembali kalah di final Liga Champions, maka luka kekalahan dua tahun silam saat tumbang di tangan Manchester City bakal kembali dirasakan Inter Milan.

Situasi dejavu otomatis bakal dirasakan Inter Milan yang dilatih Simone Inzaghi, bisa dua kali lolos final, tapi selalu berujung dengan kekalahan di laga puncak.

Sementara bagi PSG, jika menang atas Inter Milan, maka penantian memenangkan gelar perdana Liga Champions akhirnya terbayar lunas musim ini.

Tak hanya itu, catatan treble winners bersejarah juga bakal ditorehkan PSG jika juara Liga Champions musim ini.

Dengan dukungan sejarah di Kota Munchen, PSG tentu berharap bisa mengakhiri final dengan senyuman terbaik.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved