Liga Champions
Aneka Umpatan untuk MU dari Para Legendanya: Setan Merah Bak Sekumpulan Bocah SD yang Main Bola
Legenda Manchester United Rio Ferdinand dan Paul Scholes, mencaci mantan klubnya setelah kalah dari Galatasaray di Liga Champions.
TRIBUNNEWS.COM - Cacian, nyinyiran, hingga komentar pedas kembali menghujani Manchester United (MU) setelah kekalahan memalukan dari Galatasaray di Liga Champions.
Komentar bernada menghina tak cuma datang dari pendukung, namun juga terlontar dari legenda Manchester United yang kini bertugas sebagai pundit, yakni Rio Ferdinand dan Paul Scholes.
Manchester United dipaksa menyerah dengan skor ketat 2-3 kala menjamu Galatasaray dalam laga matchday 2 Grup A Liga Champions 2023/2024 yang dihelat di Old Trafford, Rabu (4/10/2023) dini hari WIB.
Dua gol Mu padalaga ini diborong oleh Rasmus Hojlund.
Baca juga: Belum Juga Pecah Telur di Liga Champions, Rasmus Hojlund Beberkan Masalah Pelik Manchester United
Namun, Galatasaray tampil gigih untuk berbalik menang berkat gol Wilfried Zaha, Kerem Akturkoglu, dan Mauro Icardi.
Berkat hasil ini, Manchester United pun kini terbenam di dasar klasemen Grup A dengan sama sekali belum merain poin. Sementara itu, Galatasaray menduduki peringkat dua dengan poin 4.
Pasca-pertandingan, Rio Ferdinand dan Scholes dibuat tidak senang atas apa yang diperlihatkan mantan klubnya tersebut.
Scholes menyoroti pertahanan Setan Merah, julukan MU, yang disebutnya amburadul.
Dia mencaci sejumlah bek Manchester United seperti Diogo Dalot, Raphael Varane, Victor Lindelof, dan Sofyan Amrabat.
"Saya tidak yakin ke mana tujuan (Raphael) Varane. (Victor) Lindelof tersesat di tengah lapangan," buka Rio Ferdinan, seperti yang dikutip dari laman Metro.
"Amrabat apalagi, dia pemain yang tidak bisa bermain sepak bola. Meninggalkan celah yang begitu besar di area pertahanan, itu tindakan bodoh."
Tak berhenti sampai di situ, Paul Scholes juga menimpali pernyataan rekan setimnya itu semasa masih membela MU.
Dia memberikan statement 'nyelekit' dengan menyebut MU bak sekumpulan siswa SD yang lagi bermain bola.
"Pertahanan Manchester (United) sangat jelek, mereka seperti sekumpulan anak SD yang lagi belajar bermain bola. Mereka menggalang lini belakang terlihat lemot dan terlalu lembek untuk menghajar pemain lawan," sambung mantan gelandang Timnas Inggris ini.
"Apalagi?, kiper, kiper tim ini seperti biasa jeleknya, dia tidak cukup bagus," sambung Scholes.
Panjaga gawang yang dimaksud Paul Scholes tak lain adalah Andre Onana.
Mantan kiper Inter Milan ini memang membuat blunder di mana sepakannya berhasil dipotong Mauro Icardi. Imbasnya, Casemiro mau tak mau harus melakukan pelanggaran di dalam kotak penalti.
Selain kebobolan, Manchester United juga harus menerima kenyataan Casemiro absen dalam dua laga karena memperoleh kartu merah langsung pada pertandingan tersebut.
Terlepas dari itu, berikut ragam sorotan kekalahan MU atas Galatasaray yang dirangkum redaksi Tribunnews dari berbagai sumber.
1. Kemenangan Pertama Galatasaray di Inggris
Galatasaray merupakan salah satu klub kuat di Eropa. Meski belum pernah menjuarai Liga Champions, setidaknya mereka sudah merasakan manisnya gelar Piala UEFA atau sekarang Liga Eropa.
Namun ada catatan menarik yang membuat klub asal Turki, semula diprediksi tak akan meraih hasil manis ketika menantang MU.
Setiap kali bermain di Inggris, Galatasaray sekalipun tak pernah meraih kemenangan. Oleh karena itu, menundukkan Setan Merah di Old Trafford merupakan kemenangan perdana mereka di Britania Raya.
Dilansir ESPNFC, hasil ini merupakan sejarah tak hanya untuk Galatasaray, namun juga Turki, bahwa penguasa liga mereka untuk kali pertama meraih hasil positif di tanah Britania. Dan hebatnya lagi menundukkan MU.
2. Rasmus Hojlund Ikuti Jejak Erling Haaland
Hojlund membuktikan dirinya tampil ciamik saat MU menelan kekalahan kandang.
Penyerang asal Denmark ini membukukan gol pada menit ke-17 dan 67. Namun itu tidak cukup untuk menghindarkan skuad arahan Erik Ten Hag dari kekalahan.
Hanya saja ukiran brace mantan bomber Atalanta ini meninggalkan kesan tersendiri.
Dilansir GOAL International, Hojlund menjadi pemain termuda kedua yang mencetak gol dalam dua penampilan pertamanya di Liga Champions sejak Haaland pada 2019 (19 tahun, 73 hari).
Rasmus Hojlund menorehkan rekor tersebut saat berusia 20 tahun.
3. Onana Jadi Oh No No
Andre Onana benar-benar berubah 360 derajat soal permainannya jika dibandingkan saat masih membela Inter dan Manchester United.
Saat membela Nerazzurri, julukan Inter, Onana begitu solid. Namun kini, Onana justru menjadi Oh No No.
Bagaimana tidak, performanya jauh lebih buruk dari apa yang diharapkan. Dia tidak bisa membayar ekspektasi untuk menggantikan David de Gea sejauh ini.
Statistik menunjukkan, Andre Onana kebobolan 18 kali dan empat clean sheet dari 10 pertandingan bersama Manchester United musim ini.
Angka ini menunjukkan bagaimana Onana tidak bisa mengerek permainan tim, sebaliknya, dia justru ikut-ikutan terjun bebas secara performa.
(Tribunnews.com/Giri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.