Selasa, 30 September 2025

Liga Champions

Dua Gol Inter Dicetak Para Pemain Veteran, Dzeko dan Mkhitaryan Membuktikan Usia Bukan Halangan

Edin Dzeko telah membuktikan dengan gol pembukanya dalam kemenangan Inter Milan 0-2 atas AC Milan pada leg pertama semifinal Liga Champions.

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Marco BERTORELLO / AFP
Pemain depan Inter Milan asal Bosnia Edin Dzeko (kanan) menembak untuk membuka skor selama pertandingan sepak bola leg pertama semifinal Liga Champions UEFA antara AC Milan dan Inter Milan, pada 10 Mei 2023 di stadion San Siro di Milan. Marco BERTORELLO / AFP 

Para pendukung Inter pasti sepakat, melihat aksi Dzeko semalam, sang bomber masih sangat pantas dipertahankan. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan melambat.

Dzeko sekarang jadi pemain ketujuh dalam sejarah yang mencetak 20 gol Liga Champions setelah berusia 30 tahun.

Dia tercatat menjadi yang tertua kedua yang pernah mencetak gol di semifinal setelah Ryan Giggs melakukannya ke gawang Schalke pada 2011 lalu dalam usia 37 tahun, 148 hari.

Sang bomber dengan tinggi 193 cm ini, tentu saja tak lagi mengandalkan kecepatan lari.

Permainannya selalu tentang perpaduan antara fisik dan teknik. Dan itu diilustrasikan dengan sempurna lewat golnya.

Calabria mengambil keputusan tepat dengan menempelnya sangat ketat. Tujuannya mempersempit gerakan Dzeko.

Namun, dengan mudah penyerang Bosnia ini mengatasinya. "Edin membuat gerakan yang sulit ditahan bek mana pun," ujar legenda AC Milan, Alessandro Nesta di Amazon.

Dzeko sebenarnya berpeluang mencetak gol kedua. Di menit 52, dia mendapatkan ruang tembak, dan melepaskan tendangan ke gawang, yang sayangnya masih bisa ditepis Maignan.

Saat ia keluar lapangan digantikan Romelu Lukaku di menit ke-70, tepuk tangan membahana untuknya dari para Interisti di Curva Nord.
Tak diragukan lagi, mereka berharap Dzeko segera mendapatkan tawaran perpanjangan kontrak. Dan dia memang masih sangat pantas mendapatkannya setelah dia mengemas gol ke-14-nya musim ini.

Milan memang lebih mendominasi penguasaan bola di laga kemarin sebanyak 57 persen. Tapi, mereka kesulitan masuk ke kotak penalti.

Absennya Rafael Leao, yang cedera, jelas sangat memberikan dampak.
Pemain sayap Portugal ini adalah penyerang Milan yang paling berbakat. Rossoneri bukanlah tim yang sama tanpa pemain yang punya kecepatan luar biasa ini.

Harapannya adalah Milan dapat melakukannya tanpa jimat mereka, seperti yang mereka lakukan pada hari Sabtu, mengalahkan Lazio 2-0 yang berada di posisi kedua untuk meningkatkan harapan mereka untuk finis empat besar di Serie A.

Namun, Rossoneri sudah terhuyung-huyung ketika Ismael Bennacer dipaksa keluar karena masalah lutut setelah hanya 17 menit derby.
Pemain Aljazair, yang beroperasi sebagai gelandang bertahan-menyerang, telah menjadi salah satu pemain terbaik Milan akhir-akhir ini,

bahkan mencetak gol kemenangan penting dalam kemenangan leg pertama atas Napoli di babak sebelumnya.

Pelatih Stefano Pioli pun hanya bisa berdoa agar dua jimatnya itu bisa pulih saat leg kedua digelar di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, tengah pekan depan (17/5).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved