Super Pandit
5 Wonderkid Paling Mentereng Liga Top Eropa: ada Jebolan La Masia & Bintang Arsenal di Liga Inggris
Media ternama asal Amerika, ESPN, merilis daftar pemain U21 terbaik yang ada di eropa saat ini.
Gavi menjadi pemain paling potensial untuk Barcelona dan eropa musim ini, di usia yang baru menginjak 17 tahun, ia mampu menunjukkan kualitas dan mentalitas bermain yang luar biasa.
Jamal Musiala (Bayern Munchen)

Juru taktik Bayern Munchen saat itu, Hansi Flick melihat Musiala sebagai pemain yang spesial.
Pada Juni 2020, Musiala masuk dalam pemain cadangan Bayern dalam partai menghadapi Borussia Monchengladbach.
Lalu sepekan setelahnya, Musiala dipercaya untuk tampil pertama kalinya bersama tim utama Die Rotten saat menghadapi Freiburg.
Ia pun menjadi pemain paling muda sepanjang sejarah yang bermain di Bundesliga pada usia 17 tahun 115 hari.
Sejak saat itu, Musiala menajadi pemain favorit Hansi Flick untuk mengisi lini tengah dan sayap Die Rotten, hingga menorehkan rekor demi rekor.
Musiala menjadi pemain muda paling menonjol di Bundesliga bersama Giovanni Reyna (Brussia Dortmund) dan Florian Wirtz (Bayern Leverkusen).
Musiala juga memberikan dimensi permainan yang baru di skuat Bayern Munchen, pemain berusia 18 tahun tersebut memiliki kemampuan dribel yang mumpuni.
Saat melakukan dribel, bola begitu lengket di kakinya, sangat sulit untuk mampu direbut lawan, statistiknya pun juga luar biasa.
Dilansir Fbref, dribbles completed Musiala berada di angka 3.17, lebih tinggi diantara pemain sayap Munchen lainnya, Serge Gnabry.
Berkat kemampuan dribelnya tersebut, Musiala mampu beroperasi di banyak posisi di lini serang. Ia bisa menjadi gelandang serang, atau winger dengan peran yang lebih inverted.
Dengan kemampuannya yang mentereng, membuat nama Musiala masuk ke dalam skuat timnas Jerman dalam ajang Piala Eropa 2020, ia menjadi pemain paling muda saat Der Panzer saat itu.
Di Bayern Munchen, meskipun harus bersaing dengan deretan gelandang dan winger elit, dirinya tetap memiliki kesempatan bermain yang banyak.
Musim ini saja, Musiala telah bermain sebanyak 38 kali bersama Die Rotten di seluruh kompetisi dengan sumbangan 6 gol dan 8 assist.
Hansi Flick adalah salah satu orang yang paling percaya dengan bakat Musiala, baik saat menukangi Bayern Munchen ataupun Timnas Jerman, Musiala selalu menjadi pemain muda yang dilirik Flick untuk mengisi skuat dan diberi menit bermain.
"Musiala? dia memiliki kemampuan dribel yang bagus, insting mencetak golnya juga tajam, saya bisa memberinya peran di tengah dan samping, dia luar biasa," Kata Hansi Flick dilansir BT Sport.
Bukayo Saka (Arsenal)

Atas penampilan gemilangnya, Saka pun menjadi incaran klub-klub elit eropa. Namun, kecintaannya terhadap Arsenal membuat dirinya memutuskan untuk bertahan.
"Saya mendapatkan tawaran bergabung dari Spurs, Fulham, dan Chelsea, namun saya hanya memilih Arsenal," kata Saka dilansir Football London.
"Saya bahagia di sini dan senang dengan cara Arsenal bermain, jadi itu pilihan yang sangat mudah," lanjutnya.
Saka melakoni debutnya bersama skuat utama Arsenal pada musim 2018/2019, kala The Gunners bertanding di Liga Eropa menghadapi tim asal Ukraina, FC Vorskla Poltava.
Saat itu, pemain berusia 20 tahun tersebut dimasukkan pada menit ke-68 untuk menggantikan gelandang Arsenal yang kini bermain bersama Juventus, Aaron Ramsey.
Bermain selama 22 menit, Saka tampil gemilang, kemampuannya dalam melakukan dribel dan menciptakan peluang beberapa kali mampu merusak fondasi pertahanan lawan.
Satu umpan kunci, dua dribble succes, dan satu shots on goal berhasil ia torehkan hanya dalam waktu 22 menit bermain di lapangan.
Atas kegemilangannya tersebut, Saka pun menjadi lebih sering dipanggil untuk mengisi skuat utama The Gunners di era kepelatihan Unai Emery.
Bersama pelatih yang kini menahkodai Villareal tersebut, Saka mendapatkan banyak kesempatan tampil pada musim 2019/2020.
Di ajang Liga Primer Inggris, Saka tampil sebanyak 26 kali. Lalu, di Liga Europa dan Piala FA, Saka bermain sebanyak 10 kali.
Jika dikalkulasi, punggawa Timnas Inggris itu tampil sebanyak 38 kali dan sukses menyumbangkan 4 gol dan 11 assist.
Di musim selanjutnya, kepergian Unai Emery tak membuat Bukayo Saka luput dari sang penerus tongkat kepelatihan, Mikel Arteta.
Di tangan juru taktik asal Spanyol tersebut, Saka lebih diberi kepercayaan untuk bermain sebagai starter dan mendapatkan menit bermain yang lebih banyak.
Di era kepelatihan Arteta juga sang pemain mendapatkan panggilan Timnas Inggris untuk pertama kalinya di usia 19 tahun.
Saka menjadi tumpuan lini depan The Gunners dari musim lalu hingga sekarang, bermain sebagai winger kanan, sang pemain mampu menunjukan performa gemilang dengan rajin menyubangkan assist dan peluang berbahaya.
Sejak musim lalu, Saka telah mencatatkan 14 assist untuk The Gunners di seluruh kompetisi, menjadi yang terbanyak di antara pemain Arsenal lainnya.
Pergerakannya yang gesit dan sering berada di kotak 16 membuat ia menjadi penyumbang penalti terbanyak untuk Arsenal, penalty kicks won sang pemain berada di angka 0.08 per pertandingan.
Saka pun berhasil menendang pemain termahal Arsenal sepanjang sejarah, Nicolas Pepe untuk duduk manis di bangku cadangan.
Musim ini, Saka telah bermain sebanyak 38 pertandingan untuk The Gunners dengan sumbangan 12 gol dan 5 assist.
Erling Haaland (Borussia Dortmund)

Erling Haaland tak henti-hentinya membuat Dunia kagum lewat gelontoran gol yang ia sumbangkan untuk tim berjuluk Die Borussen itu.
Musim ini saja, striker asal Norwegia itu sukses mencetak 25 gol dari 26 pertandingan di seluruh kompetisi untuk Dortmund.
Di Bundesliga, torehan 18 gol Haaland hanya kalah dengan bintang Bayern Munchen, Robert Lewandowski.
Jika dikalkulasi, torehan gol Haaland untuk Borussia Dortmund berjumlah 82 gol dari 85 pertandingan. Fantastis!
Bahkan, catatan gol Haaland di Liga Champions lebih mentereng, bahkan menungguli dua ikon sepak bola, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo saat masih berusia 21 tahun.
Total, Haaland telah mencetak 23 gol dari 19 pertandingannya di Liga Champions.
Sedangkan Lionel Messi, hanya mendulang 6 gol saja dari 17 laga pertamanya di Liga Champions.
Seorang Cristiano Ronaldo saja baru bisa mencetak gol di Liga Champions setelah menjalani 27 pertandingan.
Mantan pemain RB Salzburg ini memang terkenal sangat ambisius untuk urusan mencetak gol.
"Saya harus selalu berkembang dimanapun saya berada, saya akan menjadi pencetak gol terbanyak,"
"Jadi saya harus memperbaiki penampilan saya dan menjadi lebih baik lagi," ucap Haaland dikutip dari laman resmi Bundesliga.
Bertubuh tinggi menjulang dan berbadan kekar, tak membuat kecepatan Haaland melambat.
Ia mencatat rekor kecepatan berlari Bundesliga dengan 36,04 kilometer per jam.
Angka itu mematahkan rekor yang sebelumnya dipegang Alphonso Davies, yakni 35,9 km per jam.
Lewat kecepatan itulah Haaland biasa mencetak gelontoran gol selama karirnya.
Sebagian besar golnya bersama Dortmund adalah proses dari serangan cepat.
Saat menggiring bola maupun ketika bergerak tanpa bola, kecepatan yang ia miliki sama-sama mematikannya.
Ditambah postur tubuh Haaland yang tinggi besar menyulitkan pemain lawan untuk menjaga pergerakannya.
Haaland juga pandai dalam mencari celah pertahanan lawan, ia akan mencari ruang sebesar mungkin untuk dapat berlari mengejar ataupun menggiring bola.
Dengan kecepatan yang dimiliki Haaland, pelatih Brussia Dortmund, Marco Rose tau betul cara memanfaatkannya.
“Haaland adalah striker dengan kemampuan berlari yang cepat, kekuatannya juga mendukung hal itu," kata Rose dilansir dari Goal International.
Pergerakan tanpa bola dan penempatan posisi dia juga sangat baik, hal itu memberi kami banyak alternatif ketika melancarkan serangan,” tambahnya.
Dengan skema 4-3-1-2 milik Rose, Haaland ditemani pemain cepat lainnya di depan, yaitu Doney Mallen.
Sedangkat tepat dibelakang dua striker ada Marco Reus. Mallen dan Reus memiliki tugas yang sama, yaitu melayani seorang Erling Haaland.
Haaland akan menempatkan diri di antara dua atau tiga bek lawan, ia akan mencari celah lewat samping ataupun tengah.
Saat berhasil menemukan celah untuk berlari, ia mulai bergerak seiring dengan umpan terobosan yang datang mengarah kepadanya.
Marco Reus yang memiliki kualitas passing di atas rata-rata menjadi pemanja untuk striker haus gol tersebut.
Tak heran, gol-gol Haaland banyak datang dari umpan yang diberikan oleh Marco Reus.
Namun, Haaland juga tidak begitu bertumpu pada pemain lain, ia bisa bermain dengan siapa saja. Itu dibuktikan dengan jumlah golnya di Timnas Norwegia dan Mantan klubnya, RB Salzburg.
Jadon Sancho merupakan penyumbang assist terbanyak untuk Haaland di musim lalu dengan catatan 16 assist.
Meski harus ditinggal tandemnya yang memilih hijrah ke Manchester United itu, Halland tetap mampu mencetak banyak gol untuk Brussia Dortmund.
Haaland mampu mencetak gol dengan pergerakannya sendiri, yaitu berlali dan melewati lawan, ia juga dapat mencetak gol dari luar kotak penalti memanfaatkan kualitas tendangan kaki kirinya.
Haaland tidak terlalu butuh peluang besar agar mencetak gol, karena ia mampu memanfaatkan peluang sekecil mungkin untuk dapat ia sarangkan ke gawang lawan.
Memang sudah saatnya bagi Haaland untuk pindah ke tim yang lebih besar, gelontoran golnya begitu dinanti untuk membawanya menuju puncak karir.
(Tribunnews.com/Deivor)