Super Pandit
Langkah Cerdas Xavi di Barcelona: Kembalikan Tiki-taka & Poles Atribut 3 Mantan Bintang Liga Inggris
Barcelona mampu tampil mengesankan saat mempermalukan Napoli dalam leg kedua babak knock out Liga Eropa pada (25/02/2022).
Di musim selanjutnya, Xavi berhasil membawa Al Sadd menjuarai Liga Qatar 2020/2021 dengan catatan luar biasa.
Al Sadd sukses menjadi juara dengan koleksi 60 poin dari 22 pertandingan. Memenangkan 19 pertandingan, 3 hasil imbang, dan 0 kekalahan.
Untuk itu, ada beberapa detail penting yang bisa Xavi tularkan kepada Barcelona atas kejeniusannya selama melatih Al Sadd agar mengeluarkan Blaugrana dari zona medioker.
Disokong dengan barisan pemain yang mereka datangkan di bursa transfer Januari lalu, Xavi berpotensi besar mengembalikan performa Barcelona seperti musim-musim sebelumnya.
Bermain kolektif seperti filosofi Barcelona
Xavi dengan kegemilangannya bersama Al Sadd berpeluang besar untuk mengembalikan tiki taka ke dalam permainan Blaugrana.
Dilansir Transfermarkt dan Sofascore, selama menukangi Al Sadd, Xavi telah menggunakan 5 formasi berbeda.
Mulai dari formasi 3 bek dengan skema 3-4-2-1 dan 3-1-4-2. Serta formasil 4 bek dengan skema 4-3-3, 4-1-4-1, dan 4-2-3-1.
Sepanjang musim lalu dan musim ini, Xavi cenderung memakai formasi 3-4-1-2 atau 4-2-3-1.
Dengan formasi tersebut, ia mempertahankan identitasnya selama di Barcelona, yaitu bermain dengan tiki-taka.
Jika diakumulasi dari awal Xavi melatih hingga musim ini, catatan penguasaan bola Al sadd sebesar 64%, dengan tingkatan akurasi passing per pertandingan sebanyak 88.5%.

Dari statistik tersebut dapat dilihat, bagaimana cara Xavi meraih kejayaan bersama Al Sadd menggunakan cara yang elegan, menguasai pertandingan mengutamakan umpan dari kaki ke kaki.
Xavi adalah pelatih yang jenius dengan skemanya, ia dapat memainkan 2 formasi sekaligus dalam 1 pertandingan, hal yang juga sering dilakukan oleh Pep Guardiola.
Sampai saat ini sejak kedatangannya menuju Camp Nou, Barcelona selalu tampil dominan dengan rata-rata penguasaan bola sebanyak 59.43%.
Namun, aliran bola Barca hanya mandek di lini tengah, saat sampai di sepertiga akhir, mereka hanya mampu menciptakan rata-rata penguasaan 42% dengan rata-rata passing 78%.