Liga Italia
Kematangan Rafael Leao di AC Milan, Kesabaran Stefano Pioli dan Bantuan Ibrahimovic
Rafael Leao menjadi senjata baru AC Milan musim ini untuk memperebutkan Scudetto, buah kesabaran Pioli dan Ibrahimovic
TRIBUNNEWS.COM - Adalah musim gugur tahun 2016, ketika tim Primavera Juventus U-19 melakukan laga uji coba di Vinovo.
Vinovo, yang saat ini dikenal dengan Juventus Center, menghelat laga uji coba melawan Sporting Lisbon U-19, sebagai persiapan untuk Liga Primavera Italia.
Yang terjadi, Juventus dihabisi 1-4 oleh Sporting Lisbon, satu pemain mencuri perhatian lewat permainan apiknya di pertandingan tersebut.
Mengemas dua gol, satu asis dan kreator untuk penalti Sporting Lisbon, Rafael Leao seolah memberikan kartu namanya untuk semua pemandu bakat yang menontonnya di pertandingan itu.

Baca juga: Cemerlangnya Sandro Tonali di AC Milan, Replikasi Pirlo dan Kecerdasan Ricky Massara
Baca juga: Cassano Tanggapi Keberhasilan AC Milan Puncaki Klasemen Liga Italia, Sebut Rossoneri Diluar Dugaan
Leao bukan hanya sosok yang cerdas, namun juga tidak pernah mengenal rasa takut dengan siapapun di dalam maupun di luar lapangan.
Ketika Sporting Lisbon kalah dari Maritimo pada 2018 yang membuat mereka gagal lolos ke Liga Champions, supporter Sporting marah besar.
Mereka menyerbu tempat latihan, 50 orang masuk ke dalam dan menyerang pemain Sporting Lisbon, semua pemain berlari menyelamatkan diri.
Semua kecuali Rafael Leao yang nampak bersiap untuk menghadapi serbuan supporter, sebelum akhirnya Sebastian Coates menyeretnya.
Tidak heran, Leao lahir di pinggiran kota Lisbon dekat sungai Tagus yang keras, mentalnya terasah sejak muda, catatan pemandu bakat dari Sporting, Tiago Mendes menjelaskannya.
"Sangat kuat dengan bola, tidak pernah ragu untuk berduel, dan visinya hanya melihat gawang, sorotannya cukup membuatmu mundur," ujar catatan tersebut di Gianluca di Marzio.
Kedatangannya dari Lille ke AC Milan menunjukkan mental pemenangnya sejak awal.
Leao kesulitan mengembangkan permainan, dan kerap dikritik karena majal di depan gawang.
Ditebus dengan mahar 23 Juta Poundsterling dari klub asal Prancis, Lille, ekspektasi yang diberikan ketika bergabung sangat besar.
Di umur 20 tahun kala itu, ia dibebankan ekspektasi besar untuk menjadi mesin gol.
Ia kesulitan beradaptasi dengan skema AC Milan, dan hanya mengemas 2 gol dalam 16 laga bersama AC Milan.