Liga Inggris
Lini Belakang Manchester United, Adaptasi Cristiano Ronaldo, Masalah Harry Maguire, Skema Solskjaer
Masalah lini belakang Manchester United dengan kehadiran Ronaldo, menghambat skema Ole Gunnar Solskjaer
Terbukti, ada kenaikan sebesar 6 persen di lini tengah, musim lalu, United menekan sebesar 43 persen di lini tengah, karena memang punya akibat cukup fatal jika menekan di lini tengah, tanpa kolerasi dari lini depan.
Selain itu, ketika tim melakukan pressing di lini tengah, adalah merupakan reaksi, bukan aksi, artinya, United menjadi tim yang menghadapi tekanan, bukan menekan lawan.
Michael Cox, menjelaskan bagaimana sebuah tim ketika menghadapi tekanan akan memiliki dua pilihan: bertahan rapat, atau melakukan pressing dalam tempo tinggi, Manchester United memilih opsi kedua sebagai senjata.

Baca juga: Hasil Liga Inggris, Tumbangkan United, The Citizens Segel Status Penguasa Kota Manchester
Permasalahannya, Manchester United tidak begitu kompak ketika melakukan tekanan, gol pertama ketika United melawan Liverpool adalah indikasi utamanya.
van Dijk yang dalam penguasaan bola, ditekan oleh Mason Greenwood yang menjalankan tugasnya dengan baik, ketika bola diarahkan ke Andy Robertson, Aaron wan Bissaka justru memiliki jarak yang terlalu jauh.
Selain itu, beban karena Cristiano Ronaldo yang enggan menekan pemain belakang lawan, juga harus ditutup oleh Marcus Rashford.
Ini menjadi fatal, karena ketika bola diarahkan ke Diogo Jota, Lindelof harus menutup area yang diarahkan wan Bissaka.
Dengan McTominay dan Fred terpancing terhadap pergerakan dua pivot Liverpool, Naby Keita dan James Milner.
Harry Maguire yang juga tidak dalam kondisi fit, praktis tidak bisa berbuat banyak, pasalnya, kecepatan pemain Liverpool sangat mudah membuat United kehilangan posisi.
Lalu bagaimana dengan Raphael Varane? Yang harus diingat, Maguire dan Varane merupakan dua bek yang memiliki tipe serupa.
Di laga melawan Wolves (ketika nir bobol), keduanya justru menjadi titik yang bisa dimanfaatkan oleh Adama Traore yang unggul dalam melakukan akselerasi.
Jadi, masalah ini kemungkinan akan kembali terulang di Manchester United menghadapi Tottenham, dan United harus waspada.
Karena Spurs adalah tim yang juga mengandalkan kecepatan dalam serangan balik.
Tugas berat tentu ada di pihak Ole gunnar Solskjaer, karena ancaman pemecatan sudah di depan mata, kalah dari Arsenal dan Chelsea di bulan Desember, bukanlah sesuatu yang ingin dilihat oleh jajaran direksi Setan Merah.
(Tribunnews.com/Gigih)