Selasa, 7 Oktober 2025

Liga Inggris

Lini Belakang Manchester United, Adaptasi Cristiano Ronaldo, Masalah Harry Maguire, Skema Solskjaer

Masalah lini belakang Manchester United dengan kehadiran Ronaldo, menghambat skema Ole Gunnar Solskjaer

Penulis: Gigih
Editor: Drajat Sugiri
Oli SCARFF / AFP
Bek Manchester United Pantai Gading Eric Bailly (tengah) bereaksi setelah dia mencetak gol bunuh diri selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Manchester City di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 6 November 2021. Oli SCARFF / AFP 

TRIBUNNEWS.COM - Roy Keane, memang belum menjadi pundit papan atas, dan ketika melontarkan opininya, tidak mudah memang untuk diterima atau dipahami.

Tetapi, setelah kekalahan dari Manchester City, opini mengenai lini belakang Manchester United, terutama penampilan Luke Shaw dan Harry Maguire, memang masuk akal.

Roy Keane menyerah melihat penampilan buruk Manchester United, terutama di lini belakang, Setan Merah masih belum menemukan solusi banyaknya jumlah kebobolan mereka sejauh ini.

Melihat dari segi statistik juga tidak membantu untuk Manchester United, Setan Merah kebobolan 15 gol hanya dalam 6 pertandingan terakhir di semua kompetisi.

Bek Manchester United Pantai Gading Eric Bailly (kanan) mencetak gol bunuh diri selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Manchester City di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 6 November 2021.
Bek Manchester United Pantai Gading Eric Bailly (kanan) mencetak gol bunuh diri selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Manchester City di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 6 November 2021. (OLI SCARFF / AFP)

Baca juga: Beruntungnya Solskjaer, Manchester United Kalah dari Man City di saat yang Tepat

Baca juga: Man United Dibekap Man City 0-2, Ronaldo Tenggelam, Cityzen Ukir Rekor, Formasi 3 Bek Tak Mempan

Manchester United secara keseluruhan kebobolan 17 gol di Liga Inggris musim ini, dan menempati peringkat 5 sebagai tim yang paling banyak kebobolan.

xGA, atau expected goal against milik Manchester United juga tidak lebih baik, mereka memiliki total 13,7 xGA yang juga menempati peringkat ke-6 di Liga Inggris.

Ironisnya, jumlah eror leading to score milik Manchester United juga cukup banyak, 8, yang membuat mereka menjadi tim yang paling banyak melakukan kesalahan berujung kebobolan di Liga Inggris.

Dalam 20 pertandingan terakhir Manchester United di semua kompetisi, Manchester United hanya mengemas dua nir bobol, yakni menghadapi Wolverhampton dan Tottenham.

Lalu bagaimana lini belakang Manchester United bisa seburuk itu?

Mari melihat bagaimana Manchester United di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer terlebih dahulu.

Pendekatan United, bukanlah penguasaan bola, tetapi bagaimana melakukan serangan balik, dan membuat situasi menyerang dengan cepat ke jantung pertahanan lawan.

Musim lalu, ini berhasil dengan Setan Merah berada di peringkat kedua klasemen akhir Liga Inggris, United, tidak mengubah skemanya musim ini, tetapi, hadirnya Cristiano Ronaldo menjadi hal yang mengubah permainan.

United tidak lagi memiliki pemain yang menekan ketika kehilangan bola, apatisme megabintang Portugal untuk menekan ketika kehilangan bola, menjadi alasan hilangnya dinamisme permainan United.

Data dari StatBombs, menggambarkan masalah ini dengan cukup baik.

Musim lalu, United akan menekan sebanyak 28 persen di daerah pertahanan lawan, musim ini, turun menjadi 23,7 persen, akibatnya, kinerja lini tengah akan cukup berat.

Terbukti, ada kenaikan sebesar 6 persen di lini tengah, musim lalu, United menekan sebesar 43 persen di lini tengah, karena memang punya akibat cukup fatal jika menekan di lini tengah, tanpa kolerasi dari lini depan.

Selain itu, ketika tim melakukan pressing di lini tengah, adalah merupakan reaksi, bukan aksi, artinya, United menjadi tim yang menghadapi tekanan, bukan menekan lawan.

Michael Cox, menjelaskan bagaimana sebuah tim ketika menghadapi tekanan akan memiliki dua pilihan: bertahan rapat, atau melakukan pressing dalam tempo tinggi, Manchester United memilih opsi kedua sebagai senjata.

Striker Manchester United asal Portugal Cristiano Ronaldo (tengah) bereaksi setelah Liverpool mencetak gol ketiga mereka selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Liverpool di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 24 Oktober 2021. (Photo by Oli SCARFF / AFP)
Striker Manchester United asal Portugal Cristiano Ronaldo (tengah) bereaksi setelah Liverpool mencetak gol ketiga mereka selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Liverpool di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 24 Oktober 2021. (Photo by Oli SCARFF / AFP) (AFP/OLI SCARFF)

Baca juga: Hasil Liga Inggris, Tumbangkan United, The Citizens Segel Status Penguasa Kota Manchester

Permasalahannya, Manchester United tidak begitu kompak ketika melakukan tekanan, gol pertama ketika United melawan Liverpool adalah indikasi utamanya.

van Dijk yang dalam penguasaan bola, ditekan oleh Mason Greenwood yang menjalankan tugasnya dengan baik, ketika bola diarahkan ke Andy Robertson, Aaron wan Bissaka justru memiliki jarak yang terlalu jauh.

Selain itu, beban karena Cristiano Ronaldo yang enggan menekan pemain belakang lawan, juga harus ditutup oleh Marcus Rashford.

Ini menjadi fatal, karena ketika bola diarahkan ke Diogo Jota, Lindelof harus menutup area yang diarahkan wan Bissaka.

Dengan McTominay dan Fred terpancing terhadap pergerakan dua pivot Liverpool, Naby Keita dan James Milner.

Harry Maguire yang juga tidak dalam kondisi fit, praktis tidak bisa berbuat banyak, pasalnya, kecepatan pemain Liverpool sangat mudah membuat United kehilangan posisi.

Lalu bagaimana dengan Raphael Varane? Yang harus diingat, Maguire dan Varane merupakan dua bek yang memiliki tipe serupa.

Di laga melawan Wolves (ketika nir bobol), keduanya justru menjadi titik yang bisa dimanfaatkan oleh Adama Traore yang unggul dalam melakukan akselerasi.

Jadi, masalah ini kemungkinan akan kembali terulang di Manchester United menghadapi Tottenham, dan United harus waspada.

Karena Spurs adalah tim yang juga mengandalkan kecepatan dalam serangan balik.

Tugas berat tentu ada di pihak Ole gunnar Solskjaer, karena ancaman pemecatan sudah di depan mata, kalah dari Arsenal dan Chelsea di bulan Desember, bukanlah sesuatu yang ingin dilihat oleh jajaran direksi Setan Merah.

(Tribunnews.com/Gigih)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Arsenal
7
5
1
1
14
3
11
16
2
Liverpool
7
5
0
2
13
9
4
15
3
Tottenham
7
4
2
1
13
5
8
14
4
Bournemouth
7
4
2
1
11
8
3
14
5
Man. City
7
4
1
2
15
6
9
13
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved