Selasa, 7 Oktober 2025

Super Pandit

Barisan Duo Mematikan di Liga Champions, Mulai Ronaldo-Bruno hingga Lewandowski-Gnabry

Barisan duet maut yang penampilannya dinanti pada Liga Champions dengan indikator: performa di lapangan, jumlah gol & assist, serta kemistri keduanya.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
Oli SCARFF / AFP
Striker Manchester United Portugal Cristiano Ronaldo (kanan) merayakan dengan gelandang Manchester United Portugis Bruno Fernandes (kiri) setelah mencetak gol kedua mereka selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Newcastle di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 11 September , 2021. 

Musim ini merupakan start terbaik pemain asal Brasil tersebut selama karirnya bersama Liverpool.

Dari 10 pertandingan, Firmino sukses menyumbangkan 6 gol dan 1 assist untuk tim yang bermarkas di Anfield tersebut.

Namun, start terbaiknya menjadi hal yang biasa untuk Mane dan Mo Salah, kedua winger tersebut juga telah mencetak 7 dan 15 gol untuk The Reds di awal musim 2021/2022.

Faktanya, nama Roberto Firmino memang sering kali terpinggirkan, ia kalah mentereng dengan Mohamed Salah dan Sadio Mane.

Hal itu memang wajar, mengingat torehan gol dari musim ke musim sang striker memanglah tak sebanyak dua penyerang Liverpool lainnya.

Jika Mane dan Salah telah mencapai gol ke 101 dan 109-nya di Liga Primer Inggris, Firmino baru menciptakan 70 gol.

Lantas, apa yang membuat seorang Roberto Firmino begitu spesial?

“Peran Roberto Firmino tidak termuat dalam statistik, Anda hanya harus menonton dan menikmatinya bermain,"

"Kadang saya pikir dia kurang mendapat apresiasi lantaran catatan statistiknya, tetapi dia melakukan hal yang lebih daripada itu,” kata koresponden olahraga ESPN asal Brasil, Natalie Gedra.

Apa yang dilontarkan oleh Gedra memang benar adanya, Firmino adalah pemain yang berada dalam bayang-bayang Mane dan Salah, ia tidak egois, dan kecerdasannya harus diliat langsung saat dia sedang bermain.

Firmino memainkan peran sebagai pemain yang berdiri di antara barisan gelandang dan barisan pertahanan lawan.

Peran ini memberikan dua keuntungan bagi skema yang diusung oleh Jurgen Klopp.

Yang pertama, adanya Firmino di posisi tersebut membuat jarak antar lini Liverpool tidak terlalu jauh, ia menjadi jembatan antara lini tengah dan depan The Reds.

Yang kedua, Firmino memberikan ruang bagi Mo Salah dan Sadio Mane untuk merangsek masuk ke dalam kotak penalti lawan.

Dan yang paling diuntungkan dalam isitimewanya peran Firmino adalah Mohamed Salah.

Pergerakan tanpa bola dan asisst-assist Firmino beberapa kali mampu memanjakan Mo Salah yang sering merangsek ke kotak penalti.

Jika dikalkulasi, enam dari 15 gol Mo Salah musim ini adalah andil dari sang sutradara di lapangan.

Tak heran, mengapa Jurgen Klopp selalu memasang Firmino di depan meski ia tak rajin mencetak gol untuk The Reds, ia adalah tokoh utama dalam moncernya pemain asal Mesir itu untuk menggetarkan gawang lawan.

Bayern Munchen: Robert Lewandowski-Serge Gnabry

Gelandang Bayern Munich Jerman Serge Gnabry (kanan) merayakan dengan penyerang Jerman Bayern Munich Thomas Mueller (kiri) dan penyerang Bayern Munich Robert Lewandowski setelah mencetak gol selama pertandingan sepak bola semifinal Liga Champions UEFA antara Lyon dan Bayern Munich di Jose Alvalade stadion di Lisbon pada 19 Agustus 2020.
Miguel A. Lopes / POOL / AFP
Gelandang Bayern Munich Jerman Serge Gnabry (kanan) merayakan dengan penyerang Jerman Bayern Munich Thomas Mueller (kiri) dan penyerang Bayern Munich Robert Lewandowski setelah mencetak gol selama pertandingan sepak bola semifinal Liga Champions UEFA antara Lyon dan Bayern Munich di Jose Alvalade stadion di Lisbon pada 19 Agustus 2020. Miguel A. Lopes / POOL / AFP (Miguel A. Lopes / POOL / AFP)

Roberto Lewandowski telah mencetak 19 gol musim ini untuk Bayern Munchen, dan lima diantaranya berhasil ia torehkan saat bermain dalam ajang Liga Champions.

Pemain berusia 33 tahun itu juga berhasil memuncaki daftar top skor Bundesliga bersama Erling Haaland dengan torehan 10 gol.

Lewandowski memang dikenal sebagai stiker haus gol, catatan golnya bahkan lebih banyak Ronaldo dan Messi di musim lalu dan sekarang.

Musim lalu (2020/2021) pemain asal Polandia itu berhasil membawa pulang Sepatu Emas Eropa dengan torehan 41 gol.

Lewandowski melampaui para pesaing-pesaingnya, seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Erling Haaland sampai Romelu Lukaku.

Berkat torehan 41 gol itu juga, Lewandowski mampu melewati rekor Gerd Mueller yang mencetak 40 gol di Bundesliga 1971-1972.

Lewandowski memang mentereng, tapi gelontoran gol yang ia cetak tak lepas dari peran vital barisan pemain sayap Die Rotten.

Tim asuhan Julian Nagelsmann ini punya banyak stok di posisi pemain sayap yang selalu membantu Lewandowski menciptakan ruang dan mencetak gol.

Salah satunya adalah Serge Gnabry.

Pemain asal Jerman itu dapat dikatakan sebagai pemain sayap paling lengkap untuk Bayern Munchen, ia bisa bermain di kiri kanan bahkan tengah dengan sama baiknya.

Musim lalu saja, Gnabry mengantongi 11 gol dan 7 assist atau rata-rata satu assist setiap 133 menit.

Gnarby yang memiliki tubuh kekar dan kecepatan, seringkali mampu merangsek masuk ke kotak penalti lawan.

Bahkan, Lewandowki yang menjadi striker nomor 9 seringkali berada di samping untuk memberi ruang kepada Gnarby.

Hal tersebut bukannya merugikan Lewandowski, justru itu memberi ruang untuk Lewy agar pergerakannya tak mudah dibaca lawan.

Atribusi sang pemain memang pada kecepatan berlari dan kemampuan dribelnya yang berada di atas rata-rata.

Ia juga memiliki visi bermain yang tinggi, sehingga memudahkannya untuk menampung segala peran dan tugas yang diberikan oleh pelatih Bayern Munchen dari musim ke musim.

Di era kepelatihan Julian Nagelsmann, pemain berusia 26 tahun tersebut lebih banyak bermain di pos sebelah kanan penyerangan Die Rotten.

Nagelsmann paham betul cara memanfaatkan atribut yang dimiliki sang winger, bermain sebagai winger tak membuat Gnabry fokus menyerang dari sisi samping.

Bisa dibialang dia adalah second no 10 setelah Thomas Muller dalam skema 4-3-3 milik juru taktik asal Jerman tersebut.

Gnabry seringkali muncul di posisi tengah saat proses serangan sudah berada di sepertiga akhir serangan, hal tersebut membuat Lewandowski dan Muller dan bergerak dengan fleksibel.

Para barisan pertahanan lawan pun dibuat kelimpungan dengan bergerakan tanpa bola Gnabry dan kolega di depan.

Apalagi ditambah dengan kecepatan dan kemampuan dribel sang pemain membuat ia mampu dengan leluasa merengangsek ke pertahanan lawan untuk mencetak gol atau menyumbang assist.

Dribbles completed Gnabry berada di angka 3.21 per pertandingan, hanya kalah dari Leroy Sane dalam skuat Bayern Munchen.

Yang mencolok adalah catatan xG sang pemain yang berada di angka 3.4 per pertandingannya, fleksibilitas yang diberikan Nagelsmann membuat Gnabry mampu menciptakan peluang.

Tak heran jika namanya sekarang menjadi top skor kedua Bayern Munchen di bawah Lewandowski dengan torehan tujuh golnya.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved