Super Pandit
100 Gol Liga Inggris Sadio Mane dan Kisah Sepatu Usangnya yang Diremehkan
Sadio Mane, bocah dari kota kecil di Senegal bernama Bambali, yang sukses menjadi bintang di Liga Primer Inggris.
Sadio Mane benar-benar mengejar mimpinya tersebut dengan tekat yang begitu besar.
Saat usianya 15 tahun, Mane yang merupakan remaja paling berbakat di desanya melakukan perjalanan sejauh 500 mil untuk mengikuti sebuah trial.
“Saya meninggalkan kampung halaman untuk pergi ke ibu kota dengan paman saya, di sana ada sebuah trial sepakbola,” Ungkap Mane.
Sesampainya di tempat trial, Mane mendapatkan sambutan yang sinis dan kurang mengenakan dari para pemandu bakat.
Sepatu bola usang yang ia kenanakan membuat Mane dianggap remeh, para pemandu bakat lebih menyambut hangat remaja lain yang datang dengan atribut mewah.
“Apa kau datang kesini untuk ikut trial? Dengan sepatu itu? Kamu bahkan tidak memiliki celana yang tepat untuk melakukan trial,” kata pelatih trial disana yang diceritakan oleh Mane.
Namun, Mane mampu membuktikan kualitasnya di lapangan, bermodalkan sepatu usang miliknya, ia berhasil menjadi pemain paling menonjol dalam trial.
Kecepetan dan kemampuan dribel Mane membuat para pemandu bakat begitu terkesan.
Tanpa pikir panjang, setelah dibuat terkesan dengan kemampuan Mane, sang pemandu bakat langsung merekrut bocah dengan sepatu usang itu bergabung bersama akademinya yang bernama Academie Generation Foot.
Di akademi tersebut lagi-lagi Mane mampu menunjukan kualitasnya dan membuat para pelatih akademi tercengang, hanya berselang tiga bulan, Mane diterbangkan ke Prancis untuk bergabung bersama akademi klub Liga 1 Prancis, Metz.
Hingga Mane berada di Prancis, pamannya lah selalu mengantar dan memberi dukungan kepadanya untuk menggapai mimpi Mane menjadi sepak bola profesional.
“Paman saya adalah sosok yang sangat berjasa. Bukan hanya diawal kehidupan saya, namun berjasa bagi seluruh kehidupan karir sepakbola saya. Dia sudah banyak memberikan yang ia punya untuk saya,”
Tahun 2012, Mane hijrah dari Prancis ke Austria, tepatnya ke klub raksasa disana, Red Bull Salzburg.
Sukses menjadi bintang di Salzburg dengan torehan 45 gol dari 87 pertandingan, Mane mampu menarik perhatian Southampton untuk memboyongnya dan bermain di Liga Primer Inggris.

Dari situlah mimpinya tercapai, ia berhasil mewujudkan cita-citanya sejak kecil, yakni bermain di liga Primer Inggris, liga yang menurutnya terbaik di dunia.