Super Pandit
Menakar Kelayakan Jorginho Raih Ballon d'Or 2021: Penerus Pirlo, Kesayangan Tuchel, Diakui Capello
Jorginho berhasil membawa Chelsea meraih gelar Liga Champions 2020/2021, dan mengantar negaranya, Italia memulangkan trofi Piala Eropa 2020.
TRIBUNNEWS.COM - Jorginho masuk dalam nominasi 30 pemain calon pemenang Ballon d'Or 2021.
Munculnya Jorginho ke dalam nominasi memanglah bukan hal yang mengejutkan, pemain asal Italia tersebut memiliki karier mengesankan di tahun ini.
Ia berhasil membawa Chelsea meraih gelar Liga Champions 2020/2021, dan mengantar negaranya, Italia memulangkan trofi Piala Eropa 2020.

Baca juga: Lima Pemain Bangkotan Masuk Nominasi Ballon dOr 2021 - Ada Ronaldo, Messi dan Duo Juventus
Baca juga: Kriteria Peraih Ballon dOr 2021 Versi Lionel Messi, Kylian Mbappe & Neymar Jagoan La Pulga
Jorginho bukanlah sosok pemain yang rajin mencatatkan namanya di papan skor, bukan juga seorang pemain yang handal dalam memberi assist kepada rekan-rekannya.
Pemain berusia 29 tahun tersebut adalah gelandang elegan yang memiliki daya jelajah, passing, dan visi bermain yang sangat membantu tiap tim yang dibelanya untuk bermain lebih baik.
Jorginho, bermain dalam gaya yang efektif. Ia jarang berlama-lama dengan bola dan akan segera melepaskan umpan apabila melihat rekannya dalam posisi yang esensial.
Perannya tersebut juga diakui oleh pelatih asal Italia, Fabio Capello, ia merasa Jorginho sangat layak untuk memenangkan Ballon d'Or tahun ini.
"Dia (Jorginho) tidak diragukan lagi pantas memenangkan Ballon d'Or, bukan hanya karena dia memenangkan segalanya tetapi karena dia memainkan peran kunci dalam pencapaian itu," kata Capello dilansir Football Italia.
Peran Jorginho di Chelsea
Di bawah Tuchel, pergerakan Jorginho begitu dinamis, Ia tidak menjadi gelandang bertahan yang berdiri di depan pemain belakang.
Dalam skema 3-4-2-1 milik Tuchel, ia berdiri sejajar bersama Kante, perannya lebih ke depan sebagai pemutus serangan kreator lawan.
Kemampuannya membaca permainan membuat lawan kesulitan untuk mengembangkan permainan.
Laga saat final Liga Champions melawan Manchester City adalah contohnya.
Jorginho tidak jarang naik ke daerah permainan lawan, untuk menutup pergerakan De Bruyne dan Bernardo Silva.

Hasilnya sempurna, De Bruyne dibuat tak berkutik selama babak pertama. Bernardo pun demikian, ia hanya berputar-putar di kotak penalti tanpa melakukan penetrasi seperti yang biasa ia tunjukuan.