Liga Inggris
William Spearman, Senjata Rahasia Liverpool, Kunci Gegenpressing Jurgen Klopp
William Spearman, senjata rahasia Liverpool yang dijuluki orang gila oleh Jurgen Klopp
TRIBUNNEWS.COM - Liverpool memulai sebuah pertandingan yang sangat tidak menguntungkan di Liga Champions.
Mereka tertinggal aggregat 0-3 dari Barcelona, dan memulai misi sulit di Anfield.
Tetapi Klopp tampak sangat tenang seolah sudah memperhitungkan semuanya.
Divock Origi memecah kebuntuan di laga yang baru berjalan 7 menit.
Disusul dwi gol Wijnaldum dan sepak pojok legendaris Alexander-Arnold yang menuju Origi menjadi penutup skor 4-0 untuk kemenangan Liverpool.
Di bench semua pemain berpesta, namun di bangku kursi penonton tempat jajaran direksi dan staf analis berkumpul, William Spearman bersiap untuk laga selanjutnya.

Baca juga: Jadwal Liga Inggris 2021 - Persaingan Fullback Kiri Liverpool, Tsimikas Tak Gentar dengan Robertson
Baca juga: Jurgen Klopp: Liverpool Bisa Lolos Liga Champions karena Kekompakan Pemain saat Menghadapi Masalah
Sosoknya memang nyaris tidak pernah tersorot kamera, bahkan hanya ada satu dokumentasi di Liverpool TV mengenai dirinya.
Adalah ketika Liverpool menang atas Manchester United di Anfield dengan skor 3-1 saat Natal 2018, secara tidak sengaja William Spearman muncul.
Spearman sejatinya adalah ilmuan, latar belakanya sangat mentereng.
Julukannya "American Boffin," Spearman lahir di Chicago, dan ia mempelajari fisika di University of Dallas, setelahnya ia menyelesaikan gelar PhD nya di harvard University.
Atas dasar itulah semua sangat rinci bagi Spearman, semuanya terukur, dan Klopp menyebutnya sebagai orang gila.
Mengapa? Spearman mengukur semua dan membuat pola pergerakan lawan per 15 detik, mempermudah Gegenpressing yang diperagakan Klopp.
Selain itu, Spearman menganalisis bagaimana pemain Liverpool bagaimana gerakan, gestur dan potensi cidera selama berlaga.
Spearman tidak sendirian, ia bekerjasama dengan 4 orang yakni Greg Mathieson, James French yang menganalisis lawan Harrison Kingston dan Mark leyland yang melakukan analisis setelah laga.
Spearman melakukan sinkronisasi dari data keduanya, dan kemudian memadukan dengan pengamatan dan statistiknya sendiri untuk diberikan kepada Klopp.