Eks Humas Persis Solo Michelle Kuhnle Sebut Gaji Tak Sesuai Janji, Pihak Manajemen Buka Suara
Manajemen Persis Solo buka suara terkait pernyataan eks Humas Laskar Sambernyawa, Michelle Kuhnle.
"Saya tidak tahu atasan saya yang mana, tidak jelas. Kata Bona (Media Officer Persis Solo) yang jadi koordinator saya, ya sudah, saya mengkoordinasikan kerja saya dengan semestinya," tambahnya.
Michelle mengaku sudah menjalankan secara optimal tugas sebagai humas yang diberikan kepadanya.
Diantaranya, melakukan dan melaporkan media report ke manajemen, termasuk ke Media Officer Persis Solo, Bryan Barcelona atau Bona.
Untuk diketahui, Bona diduga menjadi sosok yang merekomendasi supaya Michelle di-PHK. Meskipun, ia menilai kinerja Michelle sudah bagus.
"Bona mengatakan pekerjaan saya bagus dan digunakan untuk headline news di web site, tidak ada masalah dengan pekerjaan saya," ucap dia.
Baca juga: Persis Solo Jalani Latihan Perdana Pasca Libur Lebaran, Kondisi Kebugaran 31 Pemain Tak Ada Masalah
Baca juga: Liga 2: Efek Kaesang Pangarep cs Pegang Kendali, Persis Solo Kebanjiran Sponsor
"Dasar PHK bukan karena kinerja atau profesionalisme saya, tapi diduga masalah personal atau masalah pribadi Bona. Ini sangat membahayakan Persis maupun saya secara pribadi," tambahnya.
Blak-Blakan soal Persis Solo

Michelle Kuhnle blak-blakan soal awal mula kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) mendera dirinya.
Dara cantik itu didepak dari kursi humas Persis Solo secara lisan oleh manajemen klub.
Awalnya, Michelle mendapat panggilan dari HRD Persis Solo, Galih Padhu Prasati, Jumat (21/5/2021).
"Kemudian disampaikan mulai hari Jumat saya diberhentikan secara lisan dan sepihak," katanya, Rabu (26/5/2021).
Rekomendasi PHK, sambung Michelle, disebut datang dari Media Officer Persis Solo, Bryan Barcelona atau akrab disapa Bona.
"Itu karena tidak menyukai kinerja saya sebagai public relation, tidak merasa cocok (bekerja) dengan saya," ujar dia.
"Pada kesempatan tersebut, Galih mengakui bahwa manajemen Persis tidak profesional," tambahnya.
Menurutnya, bila ada kesalahan, dirinya seharusnya mendapat teguran, surat peringatan, atau pembinaan. Namun itu diakuinya tidak didapatkannya.