Soccer Star
Egy Maulana Vikri Ungkap Bedanya Sepak Bola Polandia dan Indonesia
Egy Maulana Vikri mengungkapkan perbedaan sepak bola di Polandia dan Indonesia yang dia rasakan, mulai dari kultur hingga bahasa yang berbeda.
TRIBUNNEWS.COM - Egy Maulana Vikri mengungkapkan perbedaan sepak bola di Polandia dan Indonesia yang dia rasakan.
Egy Maulana Vikri adalah salah satu wonderkid Indonesia yang bisa dibilang paling menjanjikan.
Sebab kini Egy bermain di Eropa bersama klub asal Polandia, Lechia Gdanks yang level permainannya sudah berbeda dari para pemain muda di Indonesia pada umumnya.
Selama hampir tiga tahun sejak 2018 bermain di level yang berbeda dengan Indonesia, Egy pun mengungkapkan seberapa besar perbedaan sepak bola Indonesia dengan Polandia.
Baca: Egy Maulana Vikri bilang Kompetisi di Polandia Siap-siap Digelar lagi
Baca: Egy Maulana Sebut Atmosfer Bola Tanah Air Lebih Seram daripada Polandia
Baginya, perbedaan yang paling mencolok adalah fisik dan taktik yang diterapkan di Liga Eropa khususnya Liga Polandia.
"Yang pasti paling mencolok itu fisik dan taktikal yang paling mencolok perbedaannya di Liga Indonesia dan di Liga Eropa itu," jelas Egy saat diwawancara SuperBall.id.
Ketimbang di Indonesia, menurut Egy di Polandia fisik dan taktik yang diterapkan jauh lebih matang.
"Karena dari segi taktik dan fisik mereka lebih siap jauh dibandingkan kita."
Sedangkan untuk aspek lain, baginya tidak jauh berbeda.
Baca: Alasan Egy Maulana Berkarir sebagai Pesepak Bola, Ibarat Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohon
Baca: Empat Tips Hindari Corona dari Pesepak Bola Indonesia, Ada Egy Maulana Vikri hingga Febri Hariyadi
"Tapi kalau untuk yang lainnya sama saja seperti pada umumnya," imbuhnya.
Sedangkan, selain dari segi kompetisi, Egy juga mengungkapkan kultur negara yang berbeda juga menjadi tantangan tersendiri bagi Egy.
Di tahun pertamanya bermain di Polandia, pemain berusia 19 tahun ini mengakui ia sangat sulit karena masih mencoba beradaptasi.
Beberapa hal yang dia coba sesuaikan antara lain adalah cuaca, beradaptasi dengan orang-orang serta cara pikir yang harus diubah.
"Awalnya sih masih meraba-raba ya. Di tahun pertama itu paling sulit kalau menurut saya, karena saya harus adaptasi cuaca, adaptasi dengan orang sekitar."
"Dan harus merubah cara pikir yang tadinya saya tidak tau di liga eropa saya harus mengikuti bagaimana mereka harus disini itu sih yang paling susah awalnya," ungkapnya.
Dirinya pun mengaku kaget di awal kedatangannya.
Baca: Egy Maulana Vikri Raih Penghargaan Atlet Muda Potensial di Polandia
Baca: Alasan Egy Maulana Berkarir sebagai Pesepak Bola, Ibarat Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohon
"Ya, pasti kaget, awal-awal. Dan pasti harus benar-benar siap," imbuhnya.
Selain itu, Egy sendiri masih menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi karena tidak bisa berbahasa Polandia.
"Pakai bahasa Inggris. Saya nggak bisa bahasa Polandia."
"Saya sudah dua tahun mau jalan ke tiga tahun saya belum bisa bahasa Polandia."

Meski sudah hampir tiga tahun di Polandia, Egy baru mulai memahami jika berbicara tentang sepak bola.
Namun jika berbicara mengenai hal lain Ia kurang mengerti dan mengakui bahasanya sulit.
"Tapi saya mengerti tetapi gak banyak mengerti.
Saya mengerti apa yang mereka bicarakan tentang sepak bola."
"Kalau tentang yg lain saya krng mengerti dan bahasanya sulit disini," akuinya.
Sementara selama bermain di Polandia, Egy mengaku para pemain Lechia Gdanks sangat baik kepadanya dan sudah dianggap sebagai keluarga.
Baca: Kabar Liga 1 - Stadion Mulai Tidak Terawat & Bek Persebaya dapat Ajakan Main Bola dari Petugas Medis
Baca: Program Latihan Berjalan Baik, Pelatih Persib Bandung Harap Para Pemain Jaga Pola Makan
Selain itu dirinya pun banyak dibantu oleh pemain lainnya sehingga dirinya merasa senang dan nyaman bermain di Polandia.
"Disini di klub saya, mereka sangat baik, sangat welcome untuk orang baru dan mereka menganggap seperti keluarga."
"Karena orangnya asik-asik, dan mereka banyak membantu saya mengenalkan dan memberi tahu saya harus seperti apa."
"Jadi mereka sangat membantu dan welcome kepada saya, dan saya senang disini karena saya nyaman bersama mereka," ungkap pemain berusia 19 tahun ini.
Namun dirinya pun bukan tanpa perjuangan untuk bisa dekat dengan pemain lainnya di sana.
Karena perbedaan kultur masyarakat membuatnya harus bisa mendekati terlebih dahulu.
"Awal pasti ada ya, jadi bukannya mereka mengacuhkan kita, cuma karena memang belum kenal."
"Menurut saya, orang di sini kalau belum kenal dan kita gak mau kenal ya sama-sama cuek."
"Kita kan di negara mereka jadi kita harus mendekati mereka dan mereka juga bakalan respect ke kita kalau kita gitu sejak awal, mereka profesional saja disini," jelasnya.
Egy sendiri sejak bergabung bersama Lechia Gdanks lebih banyak bermain untuk tim kedua.
Namun dirinya juga sempat mencicipi bermain bersama tim utama sebanyak empat kali.
(Tribunnews/Haikal)