Liga Inggris
Liverpool Klaim Adanya Kebocoran Informasi Terkait Kebijakan Klub
Liverpool mengklaim adanya kebocoran informasi terkait kebijakan klub masalah pembayaran staff.
"Harapan saya adalah bahwa akan ada cukup waktu untuk membalikkan keputusan ini, saya sangat marah ketika keputusan awal muncul, karena orang-orang melihat Liverpool sebagai model bagaimana melakukan sesuatu dan klub mencoba meniru mereka.
"Dunia sepakbola mengharapkannya dari Tottenham dan Daniel Levy, Newcastle dan Mike Ashley - tetapi tidak dari Liverpool, yang telah membangun diri mereka sendiri selama beberapa tahun terakhir 'ini berarti lebih' dan lagu 'You Never Never Walk Alone' dan selalu mengenang Bill Shankly dengan nilai-nilai sosialis.
"Saya pikir itu keputusan yang mengejutkan, tapi saya senang mereka berubah pikiran, namun, itu masih akan meninggalkan rasa pahit dengan beberapa pendukung Liverpool.
"Ini membuat para pendukung Liverpool malu, para penggemar Manchester United, City, dan Everton menertawakan Liverpool.
"Saya senang mereka berpikir ulang Ketika para pemilik ini melakukan kesalahan besar, mereka telah memperbaikinya kembali, mereka pantas mendapat pujian untuk itu." tutup mantan kapten Liverpool tersebut.
Kebijakan Liverpool, berarti mengikutip apa yang dilakukan Manchester United dan Manchester City,
Manchester United tetap akan membayar penuh para staff dan menolak melakukan furlough.
Dengan situasi Liga Inggris yang sedang terhenti, Manchester United tetap berkomitmen membayar penuh para stafnya.
Ini bertolak belakang dengan Liverpool yang memberlakukan furlough untuk mengurangi beban klub.

Baca: Cristiano Ronaldo Ternyata Masih Dinanti Fans Manchester United
Baca: Liverpool Rumahkan Sementara 200 Staff dan Akali Aturan Pemerintah, Carragher Kritik Kebijakan Klub
Dikutip Tribunnews dari laman Miror, Manchester United berkomitmen untuk tetap membayar para staff secara penuh.
Selain itu, pihak klub juga mencari cara terbaik untuk membantu pemerintah memerangi virus corona yang saat ini sedang menghantui.
Furlough, secara sistematis, adalah merumahkan secara sementara para staff klub, dengan catatan, pemerintah membayar gaji mereka sebesar 80 persen, itupun dengan syarat, gaji tersebut tidak lebih dari 2.500 Paun per bulan.
Sayangnya, kritik datang karena sistem subsidi gaji tersebut diambil dari pajak, bukan dari potongan gaji pemain yang sedang diberlakukan oleh tim-tim Liga Inggris.
Manchester City tetap menggaransi bahwa staff tetap bekerja di rumah dan akan mendapatkan gaji secara penuh.
Total, Manchester City memiliki 900 staff non-olahraga yang saat ini bekerja untuk klub.