Liga 1
Skema Baru PSM Makassar di Bawah Bojan Hodak, Kurangi Peran Pluim, Keputusan Tepat Jual Marc Klok
Skema Baru PSM Makassar di Bawah Bojan Hodak, Kurangi Peran Wiljan Pluim, Keputusan Tepat Jual Marc Klok.
TRIBUNNEWS.COM - PSM Makassar tampaknya sudah memiliki skema baru yang dirancang oleh Pelatih Bojan Hodak.
Bojan Hodak datang dengan tugas yang tidak mudah dengan Juku Eja berkompetisi di dua kompetisi sejauh ini, yakni Piala AFC dan Liga 1 2020.
Menariknya, musim ini PSM Makassar melepas Marc Klok dan mengurangi peran sentral Wiljan Pluim yang tidak tergantikan dalam tiga musim terakhir.
Baca: Dampak Virus Corona, PSM Makassar Liburkan Pemain Hingga Akhir Maret
Baca: Penampilan Pluim Tidak Maksimal, Bojan Hodak Sindir Permainan Barito Putera
Semua pihak tentu mempertanyakan keputusan PSM Makassar di awal musim dengan melepas Marc Klok, yang nyaris tidak tergantikan dalam tiga musim, ke Persija Jakarta.
Bojan Hodak kemudian mendatangkan tiga pemain asing, yakni Giancarlo Rodrigues, Hussein El Dor yang uniknya.
Bojan tidak mencari pengganti Marc Klok, justru mendatangkan Serif Hasic yang berposisi sebagai pemain belakang.
Penambahan yang menarik justru di sisi sayap.
Irsyad Maulana datang bersama dengan Osas Saha dan Yakub Sayuri, tampak PSM Makassar tidak mencari playmaker.
Benar saja, PSM Makssar yang selama ini dikenal dengan 4-3-3 dengan penerapannya menjadi 4-2-3-1 atau 4-1-2-2-1 berubah secara drastis menjadi 4-4-2 atau 4-2-2-2.
Beberapa kritik sempat datang, terutama dengan formasi baru ini PSM Makassar beberapa kali tampak masih perlu adaptasi dan kerap mengalami masalah ketika transisi.
Tetapi, inilah kunci dari strategi Bojan Hodak sejauh ini.
Pelatih asal Kroasia ini sangat familier dengan skema 4-2-3-1, dikutip dari Transfermarkt, formasi ini sudah diterapkan Bojan Hodak sejak di Johor Darul Ta'Zim dan di Timnas Malaysia U-19.
Bojan tampak melihat angka kebobolan PSM Makassar yang musim lalu mencapai 50 gol dalam 34 pertandingan di Liga 1 2019.
Angka ini bahkan jauh lebih banyak dibandingkan Semen Padang (45), sedikit lebih baik dibanding Kalteng Putra (54) dan Badak Lampung (65) yang terdegradasi ke Liga 2.
Mengantisipasi hal ini, PSM Makassar sempat kesulitan kala Pluim absen karena cedera atau akumulasi kartu.
Bahkan sempat mencoba Marc Klok menjadi gelandang jangkar, tapi tidak terlalu berhasil.
Musim ini, mengantisipasi hal tersebut, PSM mengubah cara bermain dengan tanpa pemain bernomor 10.
Bojan lebih memfokuskan serangan melalui kecepatan di kedua sayap, sembari membuat benteng tangguh di depan lini belakang.
Menghadapi Shan United di Piala AFC adalah salah satu laga di mana skema Bojan berhasil.
Gol pertama dari sundulan Giancarlo Rodrigues.
Bermula dari seranan balik cepat yang diinisiasi oleh Asnawi Mangkuala dari sisi sayap.
Ia kemudian melepaskan umpan yang terukur dan langsung dikonversi menajadi gol.
Gol ketiga pun mirip, hanya aktornya berbeda.
Kali ini giliran Ferdinand SInaga yang menyambut umpan matang Yakob Sayuri.
Skema 4-2-2-2 yang diusung Bojan, membuat PSM Makassar unggul jumlah pemain saat menyerang, dengan Giancarlo Rodigues, Ferdinand Sinaga, Yakob Syauri dan Bayu Gatra, menyerang ke kotak penalti lawan.
Baca: Liga 1 2020 Ditunda Karena Virus Corona, GM PSIS Semarang Keluhkan Anggaran yang Membengkak
Baca: Pelaksanaan Piala AFC 2020 Resmi Ditangguhkan, Bali United & PSM Makassar Kena Imbasnya
Ditambah dengan dua fullback yang juga akan membantu serangan, skema overload PSM Makassar sangat membantu mereka dalam memenangi duel perebutan bola di lini tengah.
Sementara dalam bertahan, PSM Makassar akan sedikit terbantu apabila dua gelandang jangkar seperti Pluim atau Rizky Pellu.
Mereka membantu menjaga kedalaman sekaligus menutup celah apabila fullback terlambat dalam melakukan transisi dari menyerang ke bertahan.
Lalu, apakah skema ini tidak memiliki celah?
Kaya FC dan Tampine Rovers sudah menunjukkan adanya ruang di lini tengah yang dieksploitasi dengan baik oleh wakil Singapura.
Kemenangan 2-1 Tampine Rovers tidak lepas dari pergerakan Yasir Hanapi yang dengan cepat bisa melihat celah di lini tengah ketika Rizky Pellu terpancing maju dan Serif Hasic harus menutup celah tersebut.
Hasic kemudian mendapatkan kartu merah di laga ini, membuat PSM Makassar bermain dengan 10 pemain di akhir laga.
Ini harus dicermati oleh Bojan Hodak dengan keterlambatan dalam mengantisipasi serangan balik ditambah adanya celah di lini tengah, tentu sangat disayangkan.
Tetapi, sejauh ini, PSM Makassar tampak masih belum mendapatkan keuntungan dari perubahan formasi ini, kecuali dengan peran Wiljan Pluim yang makin bisa digantikan dengan Serfi Hasic sebagai gelandang jangkar.
Bukan berarti peran Pluim tidak dibutuhkan PSM Makassar.
Ia adalah kapten tim, tapi apabila terpaksa, PSM Makassar tampaknya memiliki alternatif lain untuk mengurangi ketergantungan terhadap Pluim.
(Tribunnews.com/Gigih)