Liga 2 2019
Derby Mataram Berakhir Ricuh, Begini Fakta Kejadiannya Hingga Tanggapan Sri Sultan HB X
Laga bertajuk Derby Mataram yang mempertemukan antara PSIM Yogyakarta menghadapi Persis Solo dalam laga pamungkas Liga 2 2019 harus berakhir ricuh.
Penulis:
Dwi Setiawan
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
Banyak penonton lantas terpancing untuk turun ke lapangan hingga kericuhan pun tak terhindarkan.
Aparat kepolisian mencoba menghalau kericuhan dengan menembakkan gas air mata agar para suporter keluar lapangan.
Kericuhan ternyata berlanjut di luar stadion. Hingga mobil dinas polisi yang ada di luar stadion menjadi sasaran.
Dua mobil dinas polisi mengalami rusak berat, satu mobil dinas di antaranya terbakar.
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menginventarisasi kerusakan yang terjadi.
"Lagi kita hitung. Ada truk yang dipecahin, tapi yang paling mencolok ini (mobil dinas polisi) rusak berat, kerusakannya 100 persen. Lagi kita inventarisir," ujarnya.
5. Tas Kapolresta Yogyakarta Dijarah
Kericuhan pada laga PSIM Yogyakarta Vs Persis Solo juga menyebabkan tas milik Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini raib dijarah massa.
Tas milik Kapolresta tersebut sebelumnya tersimpan di dalam mobil dinas yang ikut di rusak oleh massa pada peristiwa kerusuhan yang terjadi pada laga pamungkas Liga 2 2019 wilayah Timur tersebut.
"Ada juga tu barang-barang kita yang dicuri sama oknum suporter. Tas saya hilang tu. Tapi tidak ada barang-barang seperti senjata api," ujar Kapolresta kepada awak media di Stadion Mandala Krida.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono XI bahkan sampai mengutuk keras insiden kericuhan yang terjadi di wilayah kekuasaannya.
Sri Sultan HB X mengaku sangat prihatin dengan para oknum supporter yang membuat kerusuhan dalam laga pamungkas Liga 2 2019 wilayah timur tersebut.
"Saya sangat prihatin. Saya nggak ngerti, kenapa jadi orang yang beringas. Katanya orang Jogja ini berbudi luhur, tapi kenapa keluarnya kekerasan?," sesal Sri Sultan Hamengku Buwono X, Selasa (22/10/2019) sebagaimana dilansir melalui Tribun Jogja.

Bahkan ia mengancam akan tidak mengizinkan pertandingan sepak bola di gelar di Yogyakarta usai mendapatkan penjelasan kerusuhan laga tersebut.
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan andai kekerasan ini terus terulang, lebih baik tidak ada izin untuk penyelenggaraan pertandingan sepak bola.