Timnas U22 Indonesia
Rumah Digadai Tinggal Dikontrakan, Sani Rizki Niat Beli Rumah dari Bonus Kemenangan Timnas U-22
Kisah mengharukan dari pemain Timnas U-22 Indonesia Sani Rizki Fauzi, rumah digadaikan keluarga tinggal dikontrakan
Kenaikan Pangkat
Seperti dilansir Wartakota, Atas keberhasilannya, gelandang Timnas Indonesia U-22 yang juga anggota Brimob Polda Metro Jaya ini, mendapatkan penghargaan berupa kenaikan pangkat luar biasa, di usianya yang baru 21 tahun.
Edi Riadi, ayah Sani Rizki Fauzi yang hadir di Markas Brimob Jalan Kwitang, Senen Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019) untuk menemani putra keduanya itu mendapatkan penghargaan, mengungkapkan bahwa bakat Sani Rizki Fauzi di sepak bola sudah terlihat sejak kecil.
Ia bercerita, bakat sepak bola yang digelutinya putranya saat ini, berasal dari naluri yang diturunkan ibunya, Ida Kusumawati, yang juga menyukai sepak bola.
Bahkan, ibu Sani Rizki Fauzi sempat berkeinginan memiliki seorang anak yang dapat bergelut di dunia sepak bola. Berbeda dengan dirinya yang justru menyukai olahraga tinju.
Namun, Ida tak diberikan restu oleh orang tuanya untuk menjadi pesepak bola perempuan. Sehingga, cita-citanya itu dilampiaskan kepada anaknya.
"Ketika berumur 2 tahun (Sani Rizki Fauzi) tidak luput dari bola. Sempet waktu sunat itu saya kasih mainan robot-robotan, itu masih ada sampai sekarang, ternyata dia enggak suka," ungkap Edi Riadi saat ditemui di Markas Brimob, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019).
"Nah, ada bola plastik, malah yang diambil bola itu. Selama dua tahun itu yang dimainin, sampai tidur saja pegang bola," sambungnya.
Baca: Timnas Indonesia juarai Piala AFF U-22 setelah tekuk Thailand 2-1
Sejak saat itulah, potensi Sani Rizki Fauzi terus dikembangkan, ditambah sang ibu sangat mendukung dirinya untuk terus berlatih sepak bola.
Karier Sani Rizki Fauzi diawali dengan mengikuti beberapa turnamen antar-kampung (tarkam) di daerahnya.
Bahkan, menurut penuturan sang ayah, sejak usia 4 tahun, Sani Rizki Fauzi pernah mendapatkan peringkat pemain terbaik, ketika mengikuti ajang kompetisi di kampungnya. Selanjutnya, Sani Rizki Fauzi dimasukkan ke sekolah sepak bola.
"Sampai sana ada bebrapa perkembangan. Sani ini selalu tegas dalam hal yang ia ambil, karena memang dari pihak keluarga itu selalu tegas, harus fokus apa yang diinginkan. Makanya saya kadang sering panasin, kamu kalau main bola kok kayak gini, padahal emang itu saya lakukan untuk memotivasi dia," bebernya.
Setelah menjalankan pendidikan, rupanya semangat belajar Sani Rizki Fauzi membuahkan hasil. Ia mendapatkan beasiswa sekolah kepolisian. Atas perintah orang tuanya, Sani Rizki Fauzi pun melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Pendidikan Kepolisian Negara (SPN) Lido.
Pendidikan Sani Rizki Fauzi di SPN Lido pun cukup membanggakan, karena tercatat menduduki rangking 5 besar. Tentunya hal itu tak terlepas dari dedikasi dirinya dan kedisiplinan saat mengikuti pendidikan di Kepolisan.
"Di SPN Lido Sani diangkat sebagai pimpinan Kabid Jasmani. Nah, kebetulan waktu itu ada seleksi Bhayangkara FC usia 19, dan di situ akhirnya dia keterima," tutur Edi Riadi.