Liga Indonesia
Cerita Alfin Tuasalamony Dikejar Penonton di Negeri Orang
Tak hanya bakat, Alfin Tuasalamony juga mewarisi spirit dan mimpi ayahnya untuk menjadi pesepakbola nasional.
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, RM Resha AU
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Tak hanya bakat, Alfin Tuasalamony juga mewarisi spirit dan mimpi ayahnya untuk menjadi pesepakbola nasional.
Alfin sudah menapak mimpinya, meski tak berjalan mulus seperti yang dia bayangkan.
Sejak kecil, Alfin sering bermain bersama teman satu kampungnya di Maluku.
Saat itu, pemain kelahiran 1992 itu tidak pernah memimpikan bermain di liga profesional hingga seorang pencari
bakat melihat talentanya.
Dari sana Alfin Tuasalamony masuk Deportivo Indonesia (SAD) dan pintu kariernya di sepak bola mulai terbuka. Alfin sempat juga merasakan didikan sepak bola Eropa.
Baca: Striker Muda Sriwijaya FC Bertaruh di antara Pemain Hebat
Baca: PSMS Medan Bakal Kedatangan 2 Pemain Asing Pekan Ini
Baca: Nasib Pemain Seleksi Madura United Tunggu Pelatih Gomes de Olivera
Baca: Target Muluk Djanur untuk PSMS Medan di Liga 1
Baca: Suramadu Cup dan Piala Presiden Ajang Pemanasan Bagi Madura United
"Tepatnya di Uruguay, saya tiga tahun di sana," ujar Alfin kepada Sriwijaya Post.
Di sanalah, ia mengalami suka duka dan hal yang tak mengenakkan.
Saat itu, ia bersama 24 rekannya yang berasal dari Indonesia bertanding dalam liga resmi yang digelar di Kota Montevideo.
"Saat itu, kita menang lawan Rampla Junior 3-0. Malah kita dikejar suporter dan pemain sana, mungkin ga terima ya," ungkap dia.