Liga Indonesia
Herkis Hengkang Tangani Persela, Warganet Ributkan Dua Nama Pelatih
Mundurnya Herry Kiswanto membuat kursi pelatih kepala di Persela Lamongan kosong. Dua nama muncul.
Laporan Wartawan Surya, Dya Ayu
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Mundurnya Herry Kiswanto membuat kursi pelatih kepala di Persela Lamongan kosong.
Bragam spekulasi nama pelatih untuk mengisi posisi yang ditinggal Herkis bermunculan.
Dari beberapa nama pelatih di Indonesia, nama Aji Santoso mencuat.
Warganet yang kebanyakan suporter Persela Lamongan meminta manajemen untuk memanggil kembali mantan pelatih Arema FC, yang dulunya pernah melatih Persela itu.

@rohamtul_a6 'Lihat pengalaman tahun lalu, Aji Santoso bisa membawa Persela lebih baik #AjisantosoIN
@m.syarif1999 'Aji santoso IN, Herkis Out
@affan014 'masih bagus pas jamannya Aji Santoso, mainnya sistematis'.
Selain Aji Santoso, nama lain yang diharapkan melatih Samsul Arif Munip dkk ialah Djajang Nurjaman, mantan pelatih Persib Bandung.
@tholahtole 'Djanur tepat gantikan posisi Herkis'
@wailotao1589 'Pilihannya kalau gak Aji ya Djanur'
@bimananasa 'kalau lihat pengalaman, Djajang Nurjaman bolehlah'.
Aji Santoso pernah menjadi pelatih kepala di Persela Lamongan saat TSC 2016 lalu.
Usai TSC Aji Santoso memilih hengkang dari Persela dan bergabung dengan Arema FC.
Terkait mencuatnya nama Aji Santoso dan Djadjang Nurdjaman, manajemen Persela Lamongan buka suara.
Muji Santoso, Sekretaris Persela Lamongan, menuturkan, saat ini manajemen tengah mengumpulkan nama-nama pelatih, kandidat pengganti Herkis.
Sementara berkomentar soal permintaan suporter dan warganet di instagram yang ramai-ramai membuat hastag #AjisantosoIN dan #DjanurIN, manajemen mengaku tak menutup kemungkinan memanggil keduanya.
"Kemungkinan tersebut tetap ada, beberapa nama lain juga ada," kata Muji Santoso, Rabu (6/9/2017).
Lebih lanjut, Muji menjelaskan jika manajemen tak ingin gegabah mencari pengganti Herkis.
Maklum saja, kondisi Persela yang tengah terpuruk setelah lima kali menelan kekalahan beruntun, sang calon pelatih dipastikan akan mendapat tekanan yang lebih dari publik.
"Kami masih memilah dan memilih yang bisa gabung, karena pasti berat menangani klub yang dengan kondisi demikian. Banyak yang perlu dipikirkan," jelas dia.