Rabu, 1 Oktober 2025

Piala Dunia 2014

Swiss vs Prancis, Buru Koleksi 100

Sama-sama meraih kemenangan pada partai perdana, membuat laga Swiss kontra Prancis diprediksi bakal berlangsung sengit

Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Sanusi
ist
Swiss vs Perancis 

TRIBUNNEWS.COM - Sama-sama meraih kemenangan pada partai perdana, membuat laga Swiss kontra Prancis diprediksi bakal berlangsung sengit di Stadion Arena Fonte Nova, Salvador, Sabtu (21/6) dini hari. Keduanya ingin cepat memastikan satu tempat di fase knock out, plus status juara grup sehingga bisa terhindar dari lawan kuat di babak selanjutnya.

"Tapi bagi Prancis, tak hanya dua hal itu saja. Kami ingin mencatat beberapa hal lain yang istimewa, dan Swiss akan menjadi medium tepat bagi tim ini untuk masuk dalam catatan sejarah," ucap Guy Stéphan, Asisten Pelatih Prancis, seperti dirilis Reuters, kemarin.

Ucapan tangan kanan Pelatih Didier Deschamps tersebut merujuk pada fakta sejarah kalau dua tiga gol yang bersarang ke gawang Honduras di laga perdana Grup E, menjadikan total 99 gol sudah tercipta oleh kubu Les Bleus dalam sejarah partisipasi Piala Dunia.

Dunia tak akan pernah lupa tatkala pada perhelatan perdana Piala Dunia 1930 di Uruguay, gol pembuka ajang tersebut dilesakkan pemain Prancis, Lucien Laurent pada menit ke-19 ke gawang Meksiko. Pada laga di Montevideo, 13 Juli 1930 itu, Prancis menutup laga dengan keunggulan 4-1. Tiga gol lain disumbangkan Marcel Langiller pada menit ke-40, dan dua gol dari Andre Maschinot (43' dan 87'), serta diselingi satu gol balasan dari kubu El Tri via aksi Juan Carreno (70').

Kini, seiring partisipasi rutin Prancis di ajang akbar empat tahunan, koleksi gol jawara dunia 1998 ini sudah mencapai angka 99. Artinya, pada laga kontra Swiss, dini hari nanti, mereka tak hanya mengejar kemenangan, melainkan catatan istimewa alias milestone. Satu gol akan membawa negara 'romantis' tersebut masuk dalam jajaran keluarga Top 100. Sebelumnya, keluarga ini hanya diisi empat negara yakni Brasil, Jerman, Italia dan Argentina.

Pusat perhatian bakal tertuju pada barisan penyerang Prancis, yang memulai perjalanan di Brasil 2014, dengan baik. Karim Benzema menjadi aktor utama, yang diprediksi bakal menjadi orang bersejarah tersebut.

Bukan tanpa sebab, karena bomber asal klub Real Madrid tersebut sedang berada dalam titik terbaik. Ciri on fire pemuda berusia 26 tahun tersebut sudah tersaji. Dua gol ke gawang Honduras membuatnya menjadi pemain pertama Prancis yang mencetak sepasang gol di ajang Piala Dunia sejak Zinedine Zidane melakukannya pada final Piala Dunia 1998. Lalu, ia juga sudah menciptakan delapan gol dalam tujuh partai terakhir tatkala berkostum timnas.

Catatan itu sudah menunjukkan ketajaman pemain yang sempat diisukan bakal ditendang dari Santiago Bernabeu tersebut. Ia pun berjanji untuk tetap tampil stabil, dan berusaha membawa Prancis terus melaju dengan kemenagan.

"Satu tempat di fase knock out tetap menjadi incaran, setelah itu barulah saya harus mencetak gol. Kami harus waspada karena kejutan bisa saja terjadi. Kosta Rika sudah membuktikan itu, begitu juga AS dan perlawanan hebat beberapa tim yang awalnya dianggap kurang baik. Saya hanya berkonsentrasi untuk tiga angka terlebih dulu," tegas Benzema, di France Football, kemarin.

Tekad tersebut mendapat sokongan dari Pelatih Didier Deschamps. Ia mengakui, sosok Benzema sedang berada dalam zona terbaik. "Dia tajam tepat pada waktunya, dan ini sangat berguna bagiku untuk memberikan banyak variasi serangan. Saya bisa menempatkannya sendirian di depan, atau bahkan berduet dengan Giroud. Semuanya bisa jalan, dan itu bisa kulakukan saat bertemu Swiss," tukasnya.

Sang arsitek terbilang paham dengan kemauan sang bomber. Dia mampu memberikan sederet pemain berkualitas tinggi yang bekerja di belakang Benzema. Sebut saja Paul Pogba, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Antoine Griezmann sampai si gelandang bengal, Yohan Cabaye.

Para pemain tersebut mampu memaksimalkan potensi Benzema untuk mengobrak-abrik lini pertahanan lawan, seperti yang terlihat pada laga versus Honduras. Gelandang Yohan Cabaye menegaskan, timnya tak akan memberi ruang gerak pada para pemain Swiss untuk berkreasi secara maksimal.

"Kami tak mungkin mematikan mereka seratus persen, karena kualitas individu timnas Swiss juga mumpuni. Satu yang bisa kami lakukan adalah membatasi pergerakan mereka," tegas mantan penggawa Newcastle United tersebut.

Pola serangan tersebut ternyata sudah dideteksi kubu lawan. Swiss sadar, sang lawan kali ini berbeda 180 derajad dengan Ekuador. Gelandang seranga Xherdan Shaqiri mengaku kali ini timnya wajib berkonsentrasi penuh sepanjang 90 menit, agar mendapatkan hasil memuaskan di akhir pertandingan.

"Kami mendapat banyak evaluasi usai laga kontra Ekuador. Hasilnya, kami tak bisa melewatkan begitu saja para pemain Prancis untuk membawa bola. Jika itu terjadi, sama saja kami berbuat negatif, yang akan menyulitkan sendiri di laga pamungkas," ujar Shaqiri.

Pelatih Ottmar Hitzfeld mengaku tak gentar dengan apa yang akan ditampilkan Prancis dalam pertandingan nanti. Ia sadar, faktor pengalaman tetap memegang peranan penting, dan dirinya beruntung Swiss tak kalah memiliki kualitas pemain sehebat armada Prancis.

"Anda tentu tahu siapa saja para pemainku, dan mereka sudah menunjukkan hal luar biasa saat bersua Ekuador. Sekarang, kami tinggal meningkatkan level permainan. Jika memulai laga pembuka dengan baik, tentu Anda yakin dengan partai-partai berikutnya. Prancis memang bagus, tapi anak asuhku juga tak kalah hebat," beber Hitzfeld, di laman federasi sepak bola Swiss.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
6
5
0
1
12
7
5
15
2
Arsenal
6
4
1
1
12
3
9
13
3
Crystal Palace
6
3
3
0
8
3
5
12
4
Tottenham
6
3
2
1
11
4
7
11
5
Sunderland
6
3
2
1
7
4
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved