Senin, 6 Oktober 2025

Final Liga Champions 2012

Chelsea Tambah Daftar Drama Sepak Bola

Beberapa menit lagi Bayern Muenchen siap-siap merayakan kemenangan ketika Chelsea mendapatkan satu-satunya tendangan sudut di menit ke-89.

Editor: Dahlan Dahi


TRIBUNNEWS.COM
 - Pertandingan final Liga Champions antara Bayern Muenchen melawan Chelsea di Allianz Arena, Minggu (20/05/2012) dini hari WIB, menambah daftar drama dalam sepak bola.

Beberapa menit lagi Bayern Muenchen siap-siap merayakan kemenangan ketika Chelsea mendapatkan satu-satunya tendangan sudut di menit ke-89. Ketika itu, skor sementara 1-0 untuk Bayern berkat gol Thomas Mueller.

Tendangan pojok itu dimanfaatkan dengan baik oleh kepala Didier Drogba dan goolll. Neuer tidak berdaya menghalau bola. Seisi stadion, yang dipenuhi pendukung tuan rumah, terdiam, sementara pendukung Chelsea bersorak kegirangan.

Perpanjangan waktu tidak bisa dihindari. Bayern, yang diunggulkan merebut gelar Liga Champions, mendapatkan hadiah tendangan penalti setelah Drogba menendang kaki Ribery yang sedang menggiring bola.

Arjen Roben, pemain berpengalaman, mengambil tendangan penalti. Penonton siap-siap bersorak tapi apa yang terjadi: Kiper Chelsea mampu menangkap bola.

Di babak adu penalti, Neuer yang menggagalkan tendangan penalti Cristiano Ronaldo dan Kaka untuk menghancurkan Real Madrid di babak semifinal, begitu percaya diri setelah mampu menghalau tendangan penalti Juan Mata.

Dan, malapetaka itu datang. Schweinsteiger gagal mengeksekusi penalti terakhir, sementara Drogba dengan tenang mampu menyelesaikan tugasnya.

Chelsea untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub London itu mampu merebut trofi Liga Champions.

Gelar itu diraih justru di bawah asuhan Roberto Di Matteo, yang berstatus pelatih sementara. 

Sepak bola, kenapa ia menarik, karena selalu menghadirkan drama. Contoh lainnya adalah pada perebutan gelar Liga Inggris musim ini.

Bila tanpa injury time lima menit, juara Liga Inggris adalah Manchester United, bukan Manchester City.

Tertinggal 1-2 dari tim lemah yang terancam degradasi, QPR, Manchester City mampu membalikan keadaan dan meraih gelar Liga Inggris setelah 44 tahun.

City mampu mencetak dua gol kemenangan pada tiga menit terakhir masa injury time.

Sepak bola memang kerap melahirkan sebuah drama. Ibarat tontonan telenovela, pendukung tim yang bertarung di lapangan dapat menangis berlinang air mata, dapat pula mereka tertawa riang gembira. Momen-momen seperti itu tidak bisa lepas dari kegigihan 22 manusia yang bertarung dalam lapangan bola. Tak ada kata menyerah, apalagi lelah di benak mereka.

Jutaan pasang mata publik pencinta sepak bola dunia tidak akan pernah lupa, salah satu comebackpaling dramatis di Eropa dalam final Liga Champions 2005 yang menghadirkan AC Milan lawan Liverpool. Aura positif ribuan Milanisti karena timnya unggul 3-0 di babak pertama, harus berubah tatapan kecewa karena pada akhirnya harus pulang dengan tangan hampa setelah Liverpool mampu menyamakan kedudukan menjadi 3-3, dan menang lewat adu penalti.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved