MotoGP
Kata-kata Marquez setelah Raih Juara Dunia Ketujuh MotoGP: Saya Damai dengan Diri Saya Sendiri
Gelar juara dunia MotoGP 2025 ini menjadi gelar kesembilan Marquez di semua kelas, menyamai torehan legenda Valentino Rossi.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
"Saya selalu melihat cahaya di ujung terowongan, mereka membantu saya melihat lebih banyak cahaya."
"Saya mengikutinya dan menjawab pertanyaan saya dengan memikirkan diri saya sendiri, egois karena orang-orang saya meminta saya."
"Saya masuk ke lingkaran jatuh di Jerez, saya memperburuk keadaan dengan balapan terlalu cepat, keputusan itu kesalahan saya. Itu sebabnya saya bilang ini Marc melawan Marc, dan sekarang saya damai," tukasnya.
Perjuangan Panjang dari Cedera dan Derita Mental
Dilansir Crash, kisah kebangkitan Marquez dimulai dari 2020, saat ia mematahkan lengan kanan parah ketika berada di puncak kejayaannya.
Hasrat terlalu cepat untuk kembali membalap justru memperburuk keadaannya.
Ia menjalani operasi kedua, lalu ketiga karena infeksi pasca-operasi yang memperlambat pemulihan.
Meski sempat memenangi tiga balapan di 2021, kondisinya jauh dari ideal: lengan kanannya masih berputar lebih dari 30 derajat dari posisi normal.
Dampaknya bukan hanya fisik, melainkan juga mental. Tahun berikutnya, operasi besar keempat dilakukan, meski tak ada jaminan ia bisa kembali kompetitif.
Tak berhenti di situ, Marquez juga harus menghadapi diplopia (gangguan penglihatan ganda) yang dua kali kambuh pada 2021 dan 2022—masalah yang hampir mengakhiri kariernya sejak 2011.
Bagi banyak pebalap, dengan situasi cedera yang berulang itu mungkin akan membuat mereka menyerah. Namun, Marquez justru bangkit lebih tangguh dari sebelumnya.
Baca juga: Doa Ducati Terkabul di MotoGP Jepang 2025: Marc Marquez Juara Dunia, Pecco Bagnaia Bangkit
Tinggalkan Honda, Temukan “Kehidupan Kedua” di Ducati
Keputusan terbesar dalam kariernya datang pada 2023 saat mengganti motor tunggangannya.
Setelah bertahun-tahun bertahan dengan Honda meski motornya kian tak kompetitif, Marquez memilih mengakhiri kontrak lebih awal untuk pindah ke tim satelit Gresini Ducati.
Keputusan itu berarti meninggalkan hampir seluruh keluarga besarnya di Honda, termasuk kepala kru Santi Hernandez yang telah bersamanya sejak awal karier.
Risiko besar itu terbukti berbuah manis. Dengan Ducati, Marquez menemukan kehidupan kedua yang akhirnya menuntunnya menutup lingkaran perjalanan lima tahun penuh badai.
Musim ini, Marquez benar-benar tak terbendung. Dari 17 seri yang sudah berlangsung, ia mencatat 11 kemenangan grand prix, 14 sprint race.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.