BWF World Tour
Anthony Ginting Akui Performanya Belum Sepenuhnya Kembali setelah 6 Bulan Rehat, Ini yang Jadi PR
Setelah absen selama enam bulan akibat cedera bahu, Anthony Sinisuka Ginting masih berjuang menemukan kembali ritme permainan terbaiknya.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting mengakui performanya belum sepenuhnya kembali pasca-comeback dari cedera.
Kembalinya Anthony Ginting ke arena kompetisi BWF World Tour belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Setelah absen selama enam bulan akibat cedera bahu, tunggal putra andalan Indonesia itu masih berjuang menemukan kembali ritme permainan terbaiknya.
Terbaru, Ginting kembali tersingkir di babak 32 besar China Open 2025 usai kalah dari Brian Yang asal Kanada lewat pertarungan tiga gim, Rabu (23/7/2025).
Bertanding di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Ginting membuka laga dengan meyakinkan lewat kemenangan 21-9 di gim pertama.
Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Ia kehilangan konsistensi dan akhirnya takluk 16-21, 14-21 dalam dua gim berikutnya, menyudahi laga selama 63 menit.
"Syukur bisa bermain tanpa cedera. Tapi memang terasa, setelah enam bulan tidak bertanding, masih banyak yang harus saya benahi," ujar Ginting dalam keterangan resmi PBSI.
Baca juga: Ginting Kembali Terhenti di 32 Besar, Tunggal Putra Indonesia Tersisa Jonatan Christie di China Open
Ginting mengakui bahwa kondisi lapangan dan faktor angin turut memengaruhi permainannya saat melawan Brian Yang.
Ia mengaku kesulitan menjaga kedisiplinan strategi dan justru sering melakukan kesalahan sendiri.
"Itu membuat lawan makin percaya diri," imbuhnya.
Sebelum tampil di Changzhou, Ginting juga mencatat hasil minor di Japan Open 2025.
Di turnamen level BWF Super 750 tersebut, ia langsung tumbang di babak pertama dari Kodai Naraoka (Jepang) dua gim langsung, 13-21, 19-21.
Dari dua turnamen beruntun ini, Ginting menyoroti pentingnya membiasakan diri kembali dengan tekanan dan atmosfer pertandingan karenalLatihan dan pertandingan itu sangat berbeda.
"Positifnya saya bisa merasakan lagi atmosfer pertandingan, tekanannya, tegang di dalam lapangannya."
"Saya belajar bukan hanya tentang diri sendiri, tapi faktor eksternal seperti bagaimana menjawab strategi lawan dengan cepat, adaptasi cepat, juga ada faktor lapangan, dan shuttlecock yang berbeda, yang tidak saya dapat di latihan," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.