Bulu Tangkis
China Akhirnya Rasakan Juara Beregu Pakai Sistem Relay Poin, Anak Didik Chen Long Jadi Sorotan
Tim bulu tangkis junior China akhirnya merasakan manisnya juara beregu campuran Asia dengan format relay poin setelah menundukkan Thailand 110-90,
TRIBUNNEWS.COM - Tim bulutangkis China akhirnya merasakan juara beregu dalam kejuaraan badminton yang menggunakan sistem relay poin.
China keluar sebagai juara nomor beregu campuran di Badminton Asia Junior Championships (BAJC) 2025 setelah mengalahkan Thailand dengan skor 110-90, Selasa (22/7/2025) di GOR Indoor Manahan Solo.
Duel China vs Thailand di laga final berlangsung sengit dan menguras stamina selama lebih dari dua jam.
Kemenangan ini terasa spesial karena merupakan gelar perdana China dalam format estafet skor yang mulai diterapkan di kejuaraan dunia tahun lalu.
Salah satu sorotan utama adalah penampilan luar biasa Liu Yang Ming Yu, tunggal putra muda yang digembleng langsung oleh eks juara dunia Chen Long.
Ia tampil sebagai pahlawan yang membalikkan keadaan di tengah tekanan besar saat China dalam situasi tertinggal.
Penampilannya di final yang membuat gebrakan ini juga membuktikan dirinya layak disebut harapan baru sektor tunggal putra China.
China sempat tertinggal 45-55 dari Thailand usai lima pertandingan awal. Namun, momen perubahan datang di partai keenam saat Liu Yang Ming Yu turun menghadapi Patcharakit.
Baca juga: China Juara Badminton Asia Junior Championships 2025 Kalahkan Thailand, Indonesia Tanpa Medali
Tampil percaya diri, Liu menang telak 21-10, menyumbang 11 poin penuh bagi tim dan membuat China berbalik unggul 66-65.
Keunggulan tipis itu menjadi momentum kebangkitan Negeri Tirai Bambu. Momen itu juga memantik semangat tim.
Dua partai selanjutnya berhasil dimenangkan China, sebelum akhirnya memastikan gelar juara dengan skor total 110-90, selisih 20 poin.
"Liu Yangmingyu benar-benar menjadi titik balik. Dari tertinggal 10 poin, China langsung memimpin dan tak terbendung sampai akhir," tulis media Tiongkok menyoroti performanya.

Buah Didikan Chen Long
Momen kemenangan ini juga menjadi emosional bagi Chen Long, mantan tunggal putra nomor satu dunia yang kini menjadi pelatih tim junior China.
Ia membagikan perasaannya di media sosial, mengenang masa-masa ia berpartisipasi sebagai pemain hingga kini beralih menjadi pelatih.
"Tahun 2007 saya bermain sebagai atlet di Asian Junior, dan 18 tahun kemudian saya datang lagi sebagai pelatih. Rasanya luar biasa! Mari terus semangat di nomor individu!" tulis Chen Long.
Didikan Chen Long terbukti mulai menunjukkan hasil, terutama di sektor tunggal putra yang sebelumnya dipandang kalah bersaing dari negara-negara seperti India dan Indonesia.
Nama Liu Yangmingyu disebut-sebut sebagai potensi penerus Lin Dan dan Chen Long sendiri.
Ia merupakan pemain dengan gaya bermain kidal dan memiliki tinggi badan 1,83 meter, dan mental bertanding yang kuat.
Baca juga: Target Juara di BAJC 2025 Ambyar, Ganda Putri dan Campuran Jadi Perhatian Paling Serius
Dominasi China dan Prestasi Minor Indonesia
Kemenangan ini juga menjadi jawaban atas kegagalan tahun lalu, saat China kalah menyakitkan dari Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior, juga dengan format relay 11x10.
Kala itu mereka unggul dari sisi pemain dan bahkan tampil sebagai tuan rumah, namun tetap gagal meraih emas.
Format "relay point" untuk nomor beregu campuran pada bulu tangkis, pertama kali digunakan pada tahun dalam Piala Suhandinata 2024 dan di BAJC 2025 ini jadi yang kedua.
Format ini menggantikan sistem skor 21x3 yang biasa digunakan, dengan menerapkan sistem poin baru yang mengharuskan mencapai total 110 poin untuk menentukan pemenang di nomor beregu.
Kini, format estafet bukan lagi batu sandungan. Sebaliknya, jadi momen pembuktian bahwa regenerasi bulu tangkis China masih hidup—dan Liu Yang Ming Yu menjadi bukti nyatanya.
Sejak BAJC mempertandingkan nomor beregu campuran pada 2006, China adalah tim yang sering keluar sebagai juara.
Tercatat, kini China telah mengoleksi 10 trofi BAJC, yakni edisi 2008, 2010, 2011, 2013, 2014, 2015, 2016, 2018, 2024, dan 2025.

Disisi lain, hasil nomor beregu campuran ini mengundang satu sorotan terhadap performa bulu tangkis Indonesia.
Tim Merah Putih yang bermain sebagai tuan rumah tiga edisi beruntun tidak mendapat medali lantaran hanya mampu finis di perempat final.
Prestasi Indonesia di ajang BAJC menurun. Setelah 2024 sebelumnya mampu melaju sampai semifinal, tahun ini justru sudah terhenti di perempat final.
Kekalahan ini membuat target yang diusung PBSI, yakni menjadi juara di ketegori beregu, tak terpenuhi.
PBSI sebelumnya cukup yakin untuk mengusung meraih medali emas mengingat pengalaman di kejuaraan dunia junior pada November 2024 lalu, berhasil menjadi juara.
Kala itu dengan pertandingan juga menggunakan sistem relay point dengan total 110 poin, Indonesia di laga final mengalahkan China dengan skor akhir 110-103.
Namun, di BAJC 2025 target tersebut jauh meleset, bahkan gagal mencapai empat besar.
(Tribunnews.com/Tio/Isna)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.