Tenis
Geger Teknologi Mata Elang di Wimbledon 2025, Carlos Alcaraz dan Emma Raducanu Jadi Korban
Turnamen tenis Wimbledon sempat dihebohkan dengan kontroversi penggunaan teknologi mata elang atau hawk eye yang dinilai kurang akurat.
TRIBUNNEWS.COM - Turnamen tenis kenamaan, Wimbledon, sempat dibuat geger dengan kontroversi penggunaan teknologi mata elang atau hawk eye.
Sama seperti di beberapa cabang olahraga lapangan lainnya, teknologi hawk eye di tenis digunakan sebagai pembantu wasit menentukan keputusan.
Sebagian besar keputusan dengan hawk eye terdapat dalam hal pukulan masuk atau keluar.
Teknologi tersebut terkadang juga digunakan untuk melihat apakah ada fault saat petenis melakukan service.
Namun kecanggihan dan ketajaman hawk eye tak selalu menguntungkan bagi penggunanya.
Sebagaimana yang terjadi di Wimbledon dalam beberapa hari terakhir.
Sejak awal diselenggarakannya turnamen ini, teknologi hawk eye disorot lantaran dianggap kurang akurat dalam memberikan visual kepada wasit yang bertugas.
Baca juga: Jadwal Perempat Final Tenis Wimbledon 2025: Skenario Impian Alcaraz vs Djokovic Terjaga

Beberapa petenis top dunia juga mengeluhkan hal serupa.
Petenis seperti Carlos Alcaraz dan Emma Raducanu ikut menjadi korbannya.
Emma Raducanu, yang notabene jagoan tuan rumah, sempat merasakan ketidakberuntungan saat digunakannya hawk eye.
Saat Emma bertanding melawan petenis peringkat 1 dunia, Aryna Sabalenka, ia sempat mendapatkan keputusan yang kurang akurat.
Menurutnya, salah satu pukulan Aryna jelas-jelas keluar dari bidang permainan.
Namun menurut teknologi mata elang yang digunakan, pukulan sang lawan masih masuk.
Emma pun tak puas dengan hal tersebut.
"Pukulan itu jelas-jelas keluar," kata Emma Raducanu soal insiden itu dikutip dari DailyMail.
"Itu menjadi sebuah hal yang mengecewakan saat keputusan bisa benar-benar salah," sambungnya.
Sementara itu, keluhan juga diutarakan petenis asal Spanyol, Carlos Alcaraz.
Alcaraz juga tak senang dengan apa yang menimpanya terkait penggunaan hawk eye.
Hal itu terjadi saat Alcaraz berhadapa dengan Jan Lennard Struff di babak-babak awal Wimbledon.
Sebuah pukulan Struff tipis berada di area baseline Alcaraz.
Teknologi hawk eye menyebut pukulan itu masuk, padahal Alcaraz sudah membiarkannya tak terpukul lantaran menganggap bola keluar.
Petenis Spanyol ini melihat ke arah wasit dan mengatakan kepada pengadil lapangan.
"Saya tidak yakin. Saya akan meminta challenge soal ini," kata Alcaraz.
"Ini bukan pertama kalinya saya melihat hal seperti ini."
"Saya tidak yakin dengan keputusan ini," sambungnya.
Beruntung bagi Alcaraz, ia tetap bisa memenangkan pertandingan melawan Struff.
Namun hal itu sekiranya menjadi pertimbangan pihak Wimbledon untuk meninjau ulang soal penggunaan hawk eye.
Pasalnya hawk eye yang digunakan di sini 100 persen ditopang Artificial Intelligence atau AI.
(Tribunnews.com/Guruh)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.