Kamis, 2 Oktober 2025

Johni Asadoma Ingin Terus Berbakti Untuk Tinju Indonesia

Johni Asadoma tidaklah asing di dunia tinju. Dia adalah mantan petinju tangguh Indonesia di awal tahun 1980an.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
istimewa
Johni Asadoma 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAJohni Asadoma tidaklah asing di dunia tinju. Dia adalah mantan petinju tangguh Indonesia di awal tahun 1980an.

Populer saat berjaya sebagai atlet, setelah 36 tahun, dia tetap dikenal di dunia olahraga khususnya tinju.

Hal ini karena totalitasnya di dunia tinju dan juga karir cemerlang di profesinya sebagai seorang anggota Polri.

Di saat karier tinjunya sedang di puncak, dalam usia yang masih sangat muda, 19 tahun, Johni mundur dari gemerlapnya kehidupan sebagai seorang juara demi meniti masa depan yang lebih menjanjikan.

Keputusan untuk mundur dari dunia olahraga dan mencoba keberuntungan di dunia kepolisian. Ternyata keputusan tersebut sangat tepat karena Johni berhasil lulus dalam seleksi untuk masuk Akademi Kepolisian.

Setelah lulus Akademi Kepolisian, kariernya perlahan tapi pasti terus menanjak, saat ini Johni berhasil mencapai pangkat Inspektur Jenderal Polisi atau Jenderal bintang dua dengan jabatan yang cukup bergengsi yaitu sebagai Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri.

"Semua prestasi yang saya dapat ini berkat doa dari semua orang," kata Johni dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (23/11/2020)

Bagaimana totalitasnya di dunia tinju? Johni memulai karier sebagai petinju di usia 15 tahun, di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Johni mengaku tak pernah bermimpi untuk menjadi seorang juara sampai ke tingkat internasional. Dia hanya berlatih dan karena hobi olahraga saja.

Prestasinya di skala nasional cukup mentereng. Di tahun 1982, Johni meraih medali perunggu pada Kejuaraan Nasional Tinju Senior di Semarang dan medali emas pada Kejurnas Tinju Senior/Pra-PON Lampung 1984. Ia juga pernah mendapatkan medali emas pada Piala Presiden XII tahun 1984 di Jakarta.

Untuk prestasi di tingkat internasional, dia pernah menyumbangkan medali emas pada SEA Games XII tahun 1983 di Singapura.

Di tahun yang sama, dia juga sempat mewakili Indonesia dalam kejuaraan King’s Cup di Bangkok Thailand pada tahun 1983 serta mewakili Indonesia pada Olimpiade XXII tahun 1984 di Los Angeles AS walaupun gagal di babak penyisihan.

Tak hanya menjadi atlet tinju. Usai gantung sarung tinju, ia pun menjadi wasit yang juga punya prestasi baik secara nasional maupun internasional.

Dilihat dari perjalanan karier di dunia olahraga, tidak banyak atlet yang mempunyai karier seperti Johni.

Dimulai dari atlet, jadi pelatih nasional, wasit internasional, tim manager, penyelenggara event internasional, sampai menjadi ketua umum cabang olahraga.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved