Senin, 6 Oktober 2025

MotoGP

Melesat Pakai Motor Spek 'Kelas Tiga', Quartararo Disebut Gabungan Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi

Ritme nyaris konstan yang diperagakan Quartararo sepanjang perlombaan membuatnya dibandingkan dengan pendahulunya di Yamaha

MotoGP
Fabio Quartararo berhasil finis di depan idolanya, Valentino Rossi 

Baca Juga: Jika Dibiarkan, Valentino Rossi Bisa Ungguli Fabio Quartararo di Klasemen Akhir MotoGP 2020

"Anda menang seperti apa yang seharusnya dilakukan dengan Yamaha: start bagus, berkendara dengan lembut, dan tanpa kesalahan," tulis Lorenzo di Twitter setelah balapan MotoGP Andalusia (26/7/2020).

Manajer Tim Petronas Yamaha SRT, Wilco Zeelenberg, pun mengamini pernyataan Lorenzo.

Pernah bertugas sebagai analis performa bagi Lorenzo di Yamaha, Zeelenberg melihat adanya kemiripan antara El Diablo dengan Por Fuera.

Zeelenberg melihat bahwa Quartararo telah menguasai gaya membalap butter and hammer—alias mentega dan palu—yang merupakan ciri khas Lorenzo.

Baca Juga: Maverick Vinales: Lebih Baik Terseok-seok Sekarang daripada Belakangan

"Mentega berarti lembut sehingga Anda tidak menyadari motornya melaju dengan cepat. Fabio pun begitu," kata Wilco Zeelenberg, dilansir BolaSport.com dari MotoGP.com.

"Lorenzo juga tidak membuat kesalahan. Ini menjadi masalah yang penting bagi Lorenzo untuk menang. Dia akan marah dengan dirinya jika membuat kesalahan."

"Dia ingin sangat presisi dalam menggunakan palu untuk mendapatkan waktu lap yang sangat cepat dan ritme yang tinggi. Itulah yang dilakukan Fabio di Jerez."

Sementara Quartararo dan Lorenzo memiliki kemiripan di dalam lintasan, kedua pembalap tersebut bertolak belakang saat di luar lintasan.

Baca Juga: Johann Zarco Bakal Buktikan Diri Pantas Naik Kelas ke Tim Pabrikan

Zeelenberg menjelaskan Lorenzo akan berubah menjadi sosok yang introvert saat akhir pekan balapan tiba. Dia akan mengisolasi diri agar mendapatkan fokus yang dibutuhkan.

Adapun Quartararo memiliki pendekatan yang berbeda. Dia justru lebih santai dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya tanpa kehilangan konsentrasinya.

"Fabio sangat ekstrovert. Dia mudah untuk diajak berbicara, dia tidak kehilangan fokus karena orang lain," tutur mantan pembalap GP250 tersebut.

"Dia ingin bermain-main, bercanda. Bahkan sebelum balapan dia lebih senang kami bercanda dengannya di baris start daripada bersikap serius dan penuh tekanan."

Halaman
123
Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved