Rio Indrakusumah Juara Kelas Umum Seri I Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang
Rio Indrakusumah, 27, pilot bukan anggota tim nasional bayangan paralayang untuk Asian Games XVIII 2018, berhasil keluar sebagai Juara Kelas Umum
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Rio Indrakusumah, 27, pilot bukan anggota tim nasional bayangan paralayang untuk Asian Games XVIII/2018, berhasil keluar sebagai Juara Kelas Umum Seri I Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (PGAWC/Para Gliding Accuracy World Cup) yang digelar di Taman Hutan Raya H.V. Worang, Gunung Tumpa, Desa Tongkaina, Kabupaten Minahasa Utara, Manado, 17-19 Maret.
Rio, asal Sumatera Barat, yang spesialisasinya nomor Lintas Alam (cross country/XC), berhasil mengungguli 84 pilot, (sebutan bagi atlit olahraga dirgantara), asal 10 negara.
Absennya para juara bertahan Seri PGAWC 2016; Goran Djurkovic (putra/Serbia) dan Marketa Tomaskova (putri/Rep. Ceko) serta beberapa pilot peringkat 10 Besar dunia lainnya, membuat timnas bayangan Indonesia bisa lebih berkonsentrasi menghadapi para calon lawan kuat di AG ’18, Cina dan Jepang. Yang disayangkan adalah absennya Thailand, “musuh bebuyutan” Indonesia di kelas putri.
Kelas Umum adalah gabungan pilot putra dan putri. Sedangkan juara ditentukan nilai terkecil yang merupakan jarak kaki pilot pertama menginjak tanah saat mendarat. Kejuaraan yang bersifat perorangan, tidak membatasi peserta tiap negara.
Kejuaraan sempat ditutup lebih cepat pada hari pertama (Jum’at, 17/3) dan dibatalkan pada hari kedua (Sabtu, 18/3) akibat kecepatan angin yang terlalu tinggi di lokasi lepas landas (mencapai 40 km/jam). Kecepatan angin yang layak untuk lepas landas dan tidak membahayakan keselamatan penerbang berkisar 5-25 km/jam.
Arah angin yang seringkali mendadak berubah saat para pilot hendak mendarat, juga mempengaruhi pencapaian nilai mereka, akibat mereka jadi menjauh dari titik nol.
Minggu pagi (19/3) sempat hujan gerimis sehingga lomba ditunda. Akhirnya kejuaraan berhasil menyelesaikan empat ronde/penerbangan/sortie pada Minggu (19/3) pukul 14. 36. Syarat agar hasil sebuah kejuaraan diakui sesuai peraturan FAI (Federasi Aeronautika Internasional), induk olahraga dirgantara adalah tiga ronde.
Spesialis Lintas Alam
Sempat menjalani latihan khusus terbang lintas alam di Austria dan mencatat rekor penerbangan sejauh 83 km, Rio berharap lewat keberhasilannya di Seri I PGAWC Manado 2017, bisa dipertimbangkan menjadi anggota Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) AG ’18.
“Saya sangat ingin membela Merah Putih. Itu keinginan saya sejak mulai serius menjadi atlit,” ujar Rio dalam rilisnya dari Humas Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI).
Rio, anak ketiga dari lima bersaudara, mulai dilatih ayahnya pada usia 16.
Demi mencapai sasaran merebut empat medali emas di AG ’18, semakin banyak pilihan pilot di nomor Lintas Alam akan melengkapi kekuatan timnas yang didominasi pilot spesialais nomor Ketepatan Mendarat.
Sementara itu di kelas putri, pilot Korea Selatan menduduki peringkat teratas dan ketiga. Insuk Kang meraih medali emas lewat nilai 319. Sedangkan pilot Pelatnas, Nofrica Yanti asal Sumatera Barat meraih perak (893) dan perunggu direbut Jinhee Baek (1048).
Sangat berambisi memasuki Tiga Besar AG ’18, Korsel tak tanggung-tanggung, mengirim 11 pilot ke Manado. Mereka lebih nyaman terbang di Gunung Tumpa, karena lokasi pendaratan lebih aman dibanding kawasan pegunungan Puncak, Jawa Barat yang dipenuhi pohon teh.
Tuanrumah Indonesia yang menurunkan 18 pilot Pelatnas (8 putri dan 10 putra) dan 35 pilot non Pelatnas, sebaliknya menguasai nomor Beregu. Dalam nomor beregu, hanya nilai empat pilot terbaik yang dihitung. Regu Garuda Prima 6 yang diperkuat Rio Indrakusumah, Muhibin, Derry Muraqin dan pelatih timnas Lilik Darmono mengumpulkan nilai 513.