Senin, 6 Oktober 2025

Muhammad Ali Meninggal Dunia

Naik Becak dan Bikin Babak Belur Petinju Belanda, Kenangan Muhammad Ali di Indonesia

Dalam kariernya, petinju legendaris Muhammad Ali pernah menjalani pertandingan di Indonesia, tepatnya Jakarta.

Laporan Wartawan SuperBall.id, Aulli Reza Atmam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam kariernya, petinju legendaris Muhammad Ali pernah menjalani pertandingan di Indonesia, tepatnya Jakarta.

Kala itu Ali bertarung menghadapi petinju asal Belanda, Rudi Lubbers.

Tadinya Ali dan Lubbers direncanakan bertanding di Surabaya, namun karena alasan tertentu akhirnya dipindahkan ke Jakarta.

Berdasarkan catatan Boxrec, laga Ali melawan Lubbers itu dihelat pada 20 Oktober 1973 di Stadion Senayan yang saat ini dikenal dengan Stadion Gelora Bung Karno.

Pertandingan itu dipimpin oleh wasit asal Filipina, Enrique Jimenez.

Animo besar pun ditunjukkan publik Indonesia terhadap pertandingan tersebut, tercatat setidaknya 25.000 menonton laga Ali melawan Lubbers.

Ali pun berhasil mengalahkan Lubbers setelah menjalani 12 ronde.

Kenangan pertandingan di Jakarta pun menjadi salah satu yang melekat di benak pecinta tinju Indonesia.

Kini, Ali sudah tiada karena masalah pernapasan yang mengakhiri hidupnya.

Ali menghembuskan napas terakhirnya di sebuah rumah sakit di kota Phoenix, Arizona. 

Si nyentrik Muhammad Ali

Petinju legendaris Muhammad Ali mengembuskan nafas terakhir di usia ke-74, Sabtu (4/6/2016).

Pria kelahiran 17 Januari 1942 itu tutup usia karena kesulitan bernafas dan menderita penyakit parkinson.

Ali dikenal berkat kehebatan dan eksentrik ketika menghadapi lawan di atas ring.

Kemenangan pertama Ali ialah ketika dirinya berhasil menjatuhkan Tunney Hunsaker pada Oktober 1960.

Setelah itu, karier Ali sebagai atlet tinju terus menanjak.

Ali tiga kali menjadi Juara Dunia Tinju kelas Berat.

Pada 25 Februari 1964, Ali Merebut gelar juara dunia kelas berat dengan menang TKO ronde 7 dari 15 ronde atas Sonny Liston di Florida, Amerika Serikat.

Liston mengalami cedera pada leher yang membuatnya mengundurkan diri dari pertandingan.

Kemudian episode persaingain antara Ali dan Liston berlanjut.

Pada 25 Mei 1965, tanding ulang antara Ali melawan Liston yang penuh kontroversi.

Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di kalangan tinju yang menyebut pukulan Ali sebagai 'phantom punch'.

Pukulan itu begitu cepat, sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh.

Banyak isu yang berkembang, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI terhadap Liston dan keluarganya, tapi Liston membantah semua itu dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras.

Rentetan kontroversial sempat mengiringi karier Ali sebagai petinju.

Petinju kelahiran Louisville, Kentucky, itu mengubah namanya setelah bergabung dengan Nation of Islam dan akhirnya memeluk Islam Sunni pada tahun 1975.

Ali pensiun sebagai petinju pada 6 September 1979.

Ali, petinju yang dahulunya bernama Cassius Marcellus Clay, Jr, itu juga pernah mendapat penghargaan Sportsman of the Century pada 1999.

Sumber: SuperBall.id
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved