Kamis, 2 Oktober 2025

Kasih Hanggoro dan UBL Stable

Dingin menyergap di Cibungbulang sebuah kawasan pedesaan sekitar Institut Pertanian Bogor mungkin bisa lebih cepat dikenali

Editor: Toni Bramantoro
ist
Kasih Hanggoro (no 1 paling kiri) 

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Dingin menyergap di Cibungbulang, sebuah kawasan pedesaan sekitar 15 kilometer dari Dramaga, yang sebagai daerah domisili Institut Pertanian Bogor mungkin bisa lebih cepat dikenali.

Tetapi, paparan ini sama sekali tak terkait dengan IPB. Ini adalah sepenggal kisah tentang anak-anak dari Klub Berkuda Equestrian Universitas Budi Luhur,sebut saja UBL Stable.

Cibungbulang senantiasa beraroma udara segar, dan dingin sepanjang malam. Di desa yang men jadi bagian dari Gunung Bundar itulah Universitas Budi Luhur, Jakarta, membangun klub berkuda equestrian atau ketangkasannya. Setiap akhir pekan para atlet atau ‘rider’ UBL Stable, Jakarta, menghabiskan waktunya di sana: berlatih, dengan menunggang kuda-kuda terbaik yang tersedia.

Atlet atau ‘rider’ UBL Stable memang masih sangat terbatas, walau bukan berarti tak diminati. Klub ini, seperti disampaikan Kasih
Hanggoro, pendiri, pemilik dan sekaligus pimpinannya, mencoba memberi prioritas pada remaja atau anak muda yang benar-benar menyukai olahraga berkuda untuk kemudian diseleraskan dengan pengembangan potensi akademiknya.

Maka, beruntunglah mereka yang bergabung, karena disamping dapat menuangkan kecintaannya pada olahraga, otomatis juga menjadi mahasiswa UBL yang terletak di daerah Petukangan, Jakarta Selatan itu.

“Semua gratis. Sama sekali tak ada pembiayaan yang dibebankan kepada mereka, nol,” ungkap Kasih Hanggoro, yang juga ketua harian Yayasan Budi Luhur, badan hukum yang menaungi Universitas Budi Luhur itu.

Bahkan, mereka memperoleh beasiswa, serupa dengan banyak ‘atlet’ dari cabang olahraga lain yang direkrut dengan proses yang sama.

“Tim basket dan sepakbola UBL juga cukup bagus, mereka rutin ikut berbagai kejuaraan dan sering juga juara. Sekarang tim equestrian ini juga sudah semakin bagus, dan kedepannya diharapkan lebih berkembang lagi,” jelas Kasih Hanggoro, menguraikan kebangaannya dalam percakapan Sabtu (25/1/2014) dinihari lalu di teras penginapannya di UBL Stable.

Jumlah anggota pasukan equestrian Kasih Hanggoro yang selalu ‘ready’ untuk membawa nama baik UBL Stable, mempertahankan reputasi atau menjemput prestasi baru pada berbagai kejuaraan ini memang relatif masih sedikit. Mereka: Albert ‘Abe’ Pelealu, Ferry Agustian, Marco Wowiling, Marco Momuat, Bayu Hargyo Putra, dan Rusman Hakim.

Kendati demikian, Kasih Hanggoro –yang biasa disapa Aang atau KH ini—mengaku cukup puas dengan kinerja ‘tim intinya’ selama ini. Begitu pun, dia optimistis pula jika UBL Stable kedepannya akan menjadi ‘tambatan hati’ bagi siapa pun yang benar-benar mencintai equestrian dan menjadikan olahraga ini sebagai bagian dari perjalanan kehidupannya.

Mungkin karena itu pula dalam mengelola UBL Stable Kasih Hanggoro terkesan mengedepankan filosofi “mengalir seperti air”. Namun, jangan dianalogikan jika identifikasi dari filosofi itu dengan prinsip seadanya atau apa adanya saja. Dengan motivasi “bagaimana bisa membantu”, dosen asas-asas manajemen internasional UBL ini justru bertekad mengembangkan dan membesarkan UBL Stable.

Kasih Hanggoro berniat untuk membuat UBL Stable tak hanya menjadi kebanggaan ‘stakeholder’ UBL, atau mereka yang bergabung dengan UBL Stable sekarang ini, ya atlet, pelatih, groom, dan semua yang mengantungkan hidupnya di situ. Akan tetapi juga menjadi kebanggaaan masyarakat Gunung Bundar atau Cibungbulang.

“Semua itu saya pelajari dari ayah saya,” jelas putra dari Djaetun HS dan ibu (alm) Suhanah itu. (tb)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved