Menpora: Segera Tuntaskan 'Kasus' Equestrian
Menpora Roy Suryo mengemukakan keyakinannya dapat segera menuntaskan kasus 'dualisme' yang mendera salah satu cabang berkuda, yakni equestrian.
TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Menpora Roy Suryo mengemukakan keyakinannya dapat segera menuntaskan kasus 'dualisme' yang mendera salah satu cabang berkuda, yakni equestrian.
"(Masalah) Sepakbola saja bisa, masak berkuda tidak bisa," demikian antara lain dikatakan Menpora Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT) Roy Suryo saat membuka resmi kejuaraan berkuda equestrian Jateng Masters, Sabtu (27/4/2013) siang, di Arrowhead Horse Riding Club, Tegalwaton, Salatiga.
Kedatangan Roy Suryo ke Tegalwaton agak mengejutkan mengingat sebelumnya ia disebut-sebut telah memberikan 'dukungannya' kepada Equestrian Federasi Indonesia (EFI), yang 'berseberangan' dengan Eqina Indonesia. Terkait dengan itu, Menpora juga membantah jika ia pernah secara terbuka menyebut Eqina Indonesia sebagai 'penumpang gelap'.
"Wah, saya tidak pernah menyatakan itu," ungkap Roy Suryo, yang mengaku amat gembira dengan tingginya minat peserta Jateng Masters 2013 ini.
Kejuaraan berkuda equestrian Jateng Masters digelar sejak Kamis (25/4/2013) lalu, diikuti hampir seratus atlet dari berbagai daerah, termasuk Jabar yang mengandalkan para 'riders' dan kuda-kuda andal dari Aragon stable, Bandung. Melombakan hampir 20 nomor ketangkasan (dressage) dan lompat rintangan (show-jumping), Jateng Masters berlangsung hingga Minggu (28/4/2013).
Dalam laporan Ketua Umum Eqina Indonesia Jose Rizal Partokusumo, disebutkan, Jateng Masters ini diikuti atlet dari 19 perkumpulan, dengan 88 kuda, dan 200 'items' atau penampilan. Ini merupakan seri ke-3 dari rangkaian 11 kejurnas Equestrian Indonesia sepanjang 2013, setelah AE Kawilarang Memorial I di Arthayasa stable dan Eqina Terbuka di Ditpolsatwa stable.
"Kami akan menggelar seri kejurnas lainnya di berbagai daerah," papar Jose, seraya menekankan bahwa Jateng Masters sekaligus menjadi seri pembuka untuk penentuan peraihan "Eqina Award" yang memperebutkan hadiah total Rp.400 juta.
Dihadapan tokoh-tokoh senior berkuda seperti ketua umum PP Pordasi Chaidir 'Eddy' Saddak, Alexander Benyamin, ketua Pordasi Jateng Munawir, serta jajaran pengurus teras Eqina, sekjen Ardi Hapsoro Hamidjoyo dan Yohannes Lukman Lukito, Menpora Roy Suryo yang didampingi ketua KONIDA Jateng Tutuk Kurniawan, menegaskan, permasalahan di equestrian tidak boleh membuat atlet menjadi korban.
Karena itu, dalam aspek penyelesaian kasus ini, kepentingan atlet yang harus diutamakan.
"Jadi spiritnya, demi Merah Putih. Apalagi, SEA Games semakin dekat, dan berkuda sudah pasti akan dilombakan," tegas Roy Suryo.
Disinggung tentang mana yang lebih berat antara masalah berkuda atau sepakbola, Menpora spontan menjawab, sama beratnya.
"Tapi saya yakin bisa secepatnya diselesaikan," kata Roy Suryo.