Sabtu, 4 Oktober 2025

Cita-citanya Meraih Grammy Award, Shumo AG Terinspirasi Eminem

"Back Home" rilisan September 2022 merupakan lagu paling sukses dari Shumo Ag. Lagu tersebut trending di Ukraina dengan lebih dari 5 juta stream.

Editor: Willem Jonata
Dok pribadi
MUSISI MUDA BERBAKAT - Shumo AG adalah penyanyi dan musisi berbakat dari Australia. Di usianya ke-12 tahun, ia sudah merilis judul 13 lagu ciptaannya sendiri yang bisa didengar di berbagai platform musik. 

TRIBUNNEWS.COM - Musisi berbakat dari Australia Alexander Grygoruk yang populer sebagai Shumo AG, telah mencuri perhatian.

Hal itu tak lepas dari kiprahnya tampil di panggung bsar dan memenangkan penghargaan internasional di usianya ke-12 tahun.

Usia muda rupanya bukan penghalang kreativitas. Ia sudah merilis 13 lagu karyanya sendiri yang bisa didengar di Sotify, Youtube, Apple Music dan TikTok.

Shumo AG mengawali perjalanan musiknya saat berusia 7 tahun. Ia menciptakan lagu selamat ulang tahun untuk ibunya.

Dari lagu tersebut, ia dikenalkan ke seorang beatboxer dan rapper lokal, yang kemudian mengajarinya dasar-dasar beatmaking dan produksi musik digital.

Baca juga: Rilis Musik Video Perasa yang Baru Tumbuh, Feby Putri Ikut Andil jadi Sutradara

Sejak momen itu, Shumo tidak pernah berhenti menulis lagu.

Deretan lagunya yang bisa didengar di berbagai platform musik antara lain :I’m Sorry", "Tomorrow Comes", "Again", "Mom", "Hello To You".

Kemudian ada "My Father Arms", "The Light", "Back Home", "So You Wanna Hate Me", "Again And Again", "Get Li Xi Get Lucky", "Christmas Dance Celebration", "Bad Dream", "Chop Bop Kicks".

"Back Home" rilisan September 2022 merupakan lagu paling sukses dari Shumo Ag.

Lagu tersebut trending di Ukraina dengan lebih dari 5 juta stream gabungan hanya dalam tiga minggu pertama.

Sementara itu, lagu "Mom" dan "I’m Sorry" memenangkan penghargaan nasional dan internasional.

"I’m Sorry” sendiri adalah lagu paling personal bagi Shumo AG.

Lagu itu lahir setelah ia dan orang tuanya bertengkar. Perasaan bersalah menyelimutinya.

Ia menangis sambil memainkan gitar, dan dari sana lahirlah satu baris lirik: “I AM SORRY”.

Lagu itu tumbuh menjadi sebuah karya jujur yang menyentuh banyak pendengarnya—tentang kesalahan, penyesalan, dan keinginan untuk memperbaiki.

Mengidolakan Eminem dan gitaris Joe Satriani

Kepiawaiannya memainkan musik seperti gitar listrik, gitar akustik, piano, keyboard, cello, sangat membantunya dalam penulisan lagu.

Shumo AG juga belajar vokal klasik di bawah bimbingan pelatih dari Opera Queensland, yang membantunya mengembangkan kontrol suara dan ekspresi vokal yang kuat.

Yang membuatnya selalu antusias berkarya dan tampil di panggung adalahh rapper kondang Eminem.

Eminem a.k.a Marshal Mathers a.k.a Slim Shady
Eminem a.k.a Marshal Mathers a.k.a Slim Shady (Tribun Jateng)

Dari Eminem ia belajar teknik penulisan, pola rima, dan ritme dari lagu-lagu rap.

Ia juga membaca buku “How to Rap” dan “The Way I Am” untuk memahami struktur dan lirik yang kuat. 

Joe Satriani, Steve Vai, dan Tony MacAlpine juga adalah gitaris idolanya.

Kegiatan sehari-hari Shumo, padat dengan jadwal latihan.

Ia berlatih tiga sampai empat jam setiap hari sekolah, dan bisa hingga 8 jam saat akhir pekan.

Belum lagi di rumahnya juga ada studio dengan lima gitar, piano, cello, amplifier, prosesor, serta perlengkapan rekaman profesional.

Shumo benar-benar menggantungkan cita-citanya setinggi langit.

Ia ingin menjadi artis internasional, tampil di panggung dunia, berkolaborasi dengan musisi ternama, dan suatu hari meraih Grammy Award. 

Ada juga keinginan memiliki label musik atau rumah produksi miliknya sendiri.

Begitulah Shumo yang mencintai musik.

"Bagiku musik bukan hanya suara atau harmoni ini adalah bahasa hati yang bisa menyatukan, menyembuhkan, dan memberi inspirasi," katanya.

Shumo lahir pada 11 Juni 2012. Kini ia tinggal di Brisbane, Australia, dan menjadi siswa kelas 8 di Brisbane Boys’ College (BBC).

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved