Senin, 6 Oktober 2025

Verrell Bramasta Fokus ke Kerja Meski Dihujat di Media Sosial

Meski memiliki citra yang baik, Verrell Bramasta tetap saja tak luput dari hujatan.

Kompas.com/ Cynthia Lova
Verrell Bramasta di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (29/6/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski memiliki citra yang baik, Verrell Bramasta tetap saja tak luput dari hujatan.

Ada netizen yang tanpa basa-basi menyinggung dirinya sebagai “anak broken home” karena orangtuanya bercerai. 

Komentar-komentar tersebut ramai beredar di media sosial usai Verrell Bramasta aktif menyuarakan isu-isu di bidang pendidikan, olahraga, dan kebudayaan.

Verrell Bramasta kemudian memilih untuk tidak menanggapi, putra Venna Melinda itu ingin tetap fokus bekerja.

Baca juga: Verrell Bramasta Minta Wejangan ke Eko Patrio, Ingin Serius dengan Fuji?

“Saya tahu bagaimana rasanya tumbuh dalam situasi yang tidak ideal. Justru dari pengalaman itu, saya belajar untuk lebih mendengar dan memperjuangkan untuk yang terbaik,” ujar Verrell kepada awak media, Rabu (14/5/2025).

Dalam sepekan terakhir, ia hadir di sidang rapat kerja, aktif menyuarakan pentingnya pembinaan atlet nasional, serta menjadi pembicara dalam program Parlemen Pelajar yang melibatkan ratusan siswa dari berbagai daerah.

Selain itu Verrell juga menunjukkan kontribusi di kancah internasional. Ia turut berpartisipasi aktif dalam forum-forum antar parlemen dunia, seperti PUIC (Parliamentary Union of the OIC Member States), memperjuangkan posisi Indonesia dalam diplomasi pendidikan dan pemuda.

Verrell memastikan tidak pernah malu dianggap sebagai anak broken home. Sebab dari pengalaman hidupnya ia banyak belajar dan meraih prestasi ketika meraih penghargaan selama berada di dunia hiburan Tanah Air.

“Banyak yang bilang saya anak broken home. Saya nggak pernah malu. Karena dari itu saya belajar ketangguhan, belajar ngerti perasaan orang lain, dan belajar bahwa masa lalu nggak nentuin masa depan kita,” lanjutnya.

Verrell juga mengajak publik untuk tidak lagi menggunakan latar belakang keluarga sebagai bahan ejekan. Ia berharap dari latar belakang itu bisa menjadi kekuatan setiap individu.

“Latar belakang nggak harus jadi beban. Justru bisa jadi kekuatan,” tutupnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved