Episode Akhir Serial Dokumenter Sosok Baik Indonesia Kisahkan Jayadi Penyintas Gempa Lombok 2018

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Setelah tiga kali melamar, ia diterima bekerja di McDonald’s Indonesia dan naik menjadi Regional General Manager (RGM) wilayah Mataram pada 2016.

Namun, jabatan tersebut sempat membuatnya merasa kecil hati.

“Saya cuma lulusan SMA. Kadang enggak percaya diri. Tapi saya belajar banyak dari orang-orang baik di sekitar saya.”

Bencana yang Menyadarkan Arti Hidup

Peristiwa gempa menjadi titik balik hidupnya. Jayadi mulai aktif membantu komunitas dan ikut dalam Sekaa, organisasi adat Bali yang mengajarkan gotong royong dan empati.

Ia merasa hidupnya harus berguna, tidak hanya untuk keluarga, tapi juga masyarakat.

“Saat lihat orang-orang datang bawa air, selimut… saya terinspirasi. Hidup itu tentang memberi, bukan hanya menerima,” kata dia.

Jayadi juga mendorong anak-anaknya untuk mencintai seni, terutama tari Bali—impian masa kecilnya yang belum tercapai karena keterbatasan biaya. Kini, anak ketiganya aktif belajar menari, meneruskan mimpi sang ayah.

Jayadi tak ingin bencana mendefinisikan siapa dirinya.

Ia memilih untuk bangkit, menyembuhkan luka, dan menjadi cahaya bagi orang lain.

“Bencana itu bukan akhir, tapi pelajaran. Tentang pentingnya bersyukur, peduli, dan saling mendukung,” katanya.

Sosok Jayadi membuktikan bahwa di balik setiap tragedi, selalu ada ruang untuk harapan.

Namanya yang berarti ‘harapan’ kini selaras dengan jalan hidupnya—menginspirasi sesama penyintas dan menjadi teladan bagi banyak orang.