Episode Akhir Serial Dokumenter Sosok Baik Indonesia Kisahkan Jayadi Penyintas Gempa Lombok 2018
Sosok Jayadi, penyintas gempa Lombok 2018, diangkat dalam episode ketiga sekaligus penutup serial dokumenter Sosok Baik Indonesia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sosok Jayadi, penyintas gempa Lombok 2018, diangkat dalam episode ketiga sekaligus penutup serial dokumenter Sosok Baik Indonesia garapan sutradara Wisnu Surya Pratama.
Episode ini dapat disaksikan di kanal YouTube @niatbaikhasilbaik_id dan mengajak penonton melihat sisi manusiawi dari tragedi besar yang mengguncang Lombok enam tahun silam.
Dalam serial dokumenter ini, Wisnu tidak sekadar menampilkan angka korban atau kerusakan seperti dalam berita bencana yang biasa kita temui.
Baca juga: Pernah Hancur oleh Gempa Lombok, Gedung BPSILHK Mataram Digarap dengan Konsep Tahan Guncangan
Ia justru menyoroti sisi personal seorang penyintas, yakni Jayadi warga Singaraja yang kala itu sedang bertugas di Mataram, Lombok, ketika gempa berkekuatan 7,0 magnitudo mengguncang pulau tersebut pada 5 Agustus 2018.
“Ketika kita mendengar tentang bencana, yang muncul di benak kita biasanya hanya angka—berapa yang mengungsi, berapa korban jiwa. Padahal, di balik angka-angka itu, ada manusia dengan cerita hidup dan luka batin yang mendalam,” tutur Wisnu dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).
Dihantam Gempa, Tidak Membiarkan Diri Terpuruk
Gempa besar itu menyisakan trauma yang tak kunjung hilang. Jayadi, yang saat itu tengah berada di rumah bersama keluarganya, merasakan getaran begitu hebat hingga ia menggambarkannya seperti tubuh yang “diangkat lalu dibanting ke bawah.”
“Semakin lama, gempanya semakin besar. Istri saya sampai pingsan, dan anak-anak harus saya titipkan ke tetangga untuk mengungsi,” kenang Jayadi, mata berkaca-kaca.
Namun, di tengah kepanikan, ia memilih tetap tegar.
“Kalau saya menangis, anak-anak saya pasti tambah takut. Saya harus kuat, demi mereka,” katanya.
Kini, meskipun waktu telah berlalu, bayang-bayang bencana masih membekas.
“Dengar suara keras saja, istri saya bisa gemetar. Saya pun masih trauma. Tapi saya alihkan dengan kesibukan dan kerja,” ujarnya.
Dari Keluarga Sederhana, Meniti Harapan dengan Tekad
Jayadi lahir dari keluarga sederhana di Bali.
Ayahnya bekerja sebagai sopir lalu menjadi petani.
Meski sempat lolos seleksi PMDK dan berkesempatan masuk perguruan tinggi tanpa ujian, Jayadi memilih bekerja selepas SMA untuk membantu keluarga.
Baca juga: Anak Palestina di Film Dokumenter Gaza, Minta BBC Tanggung Jawab jika Terjadi Sesuatu pada Dirinya
Cerita Prilly Latuconsina Nyaris Hilang di Laut Kaimana saat Syuting Film Dokumenter |
![]() |
---|
Masa Kelam Adanya Penembak Misterius Hadir dalam Film Dokumenter Berjudul Petrus |
![]() |
---|
Film Dokumenter Independence by Design, Gaungkan Pentingnya Menjadi Perempuan Berdaya |
![]() |
---|
Ada Kisah Perceraiannya dengan Yoyo Padi di Film Dokumenter, Rossa Pastikan Tak Ada yang Tersinggung |
![]() |
---|
Usai Film Dokumenter, Rossa Tertarik Geluti Seni Peran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.