Sabtu, 4 Oktober 2025

Krisis Korea

Fans K-Pop Bersatu di Demonstrasi, Tuntut Mundurnya Presiden Yoon Seok Yeol

Sekitar 200.000 warga Korea Selatan diperkirakan telah menggelar aksi protes di berbagai lokasi di Seoul baru-baru ini.

X/Twitter
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol mengatakan pada konferensi pers pada 7 November, bahwa adanya kemungkinan pihaknya mengirimkan senjata ke Ukraina 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 200.000 warga Korea Selatan diperkirakan telah menggelar aksi protes di berbagai lokasi di Seoul baru-baru ini.

Dilansir dari All Kpop, Senin (9/12/2024), demonstrasi ini bertujuan mendesak pemakzulan Presiden Yoon Seok Yeol, yang dituduh melanggar konstitusi dengan mendeklarasikan darurat militer pada 3 Desember tanpa memenuhi prasyarat hukum.

Baca juga: Nasib Industri KPop Usai Korea Selatan Tetapkan Status Darurat Militer, Seluruh Festival Dibatalkan

Pada 7 Desember 2024, Majelis Nasional akan menggelar sidang untuk memutuskan mosi pemakzulan tersebut. 

Demonstrasi direncanakan berlangsung di sekitar Gedung Majelis Nasional di Yeouido, Gwanghwamun, dan Balai Kota Seoul, menurut keterangan kepolisian pada 6 Desember.

Menariknya, penggemar K-Pop juga akan berpartisipasi dengan membawa light stick mereka sebagai simbol perjuangan demokrasi, menggantikan tradisi penggunaan lilin. 

Baca juga: Resmi Dibuka, Begini Serunya Pameran Kpop Terbesar di Jakarta, Bisa Intip Diary Room Para Idol

Gerakan ini dipelopori oleh komunitas Light Sticks for National Solidarity yang menyerukan pengumpulan massa di depan Gedung Majelis Nasional dengan slogan "Mari kita menangis hanya untuk tiket."

"Aku akan membawa light stick SHINee-ku!" kata satu di antara penggemar K-Pop.

*Grupku sudah bubar, tapi aku tetap membawa light stick!" lanjut yang lainnya.

Light Sticks for National Solidarity sebelumnya juga berperan dalam demonstrasi pemakzulan Presiden Park Geun Hye pada 2016.

Dengan begitu menunjukkan konsistensi komunitas penggemar K-Pop dalam menyuarakan aspirasi politik.

Demonstrasi ini tidak hanya menjadi simbol penolakan terhadap kebijakan Presiden Yoon, tetapi juga menunjukkan solidaritas lintas komunitas demi menjaga demokrasi Korea Selatan.

Diketahui, Pemakzulan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol mulai mencuat setelah ia mengambil keputusan kontroversial dengan menerapkan darurat militer.

Keputusan ini, meskipun hanya berlangsung selama enam jam, mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Banyak anggota majelis dan masyarakat menganggap tindakan Yoon sebagai langkah yang tidak tepat.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved