Jakarta World Cinema Week 2023 Hadirkan 90 Film dari 54 Negara

TRIBUNNEWS.COM - Tercatat 90 film dari 54 negara bakal tayang di Jakarta World Cinema Week (JWCW) yang digelar CGV Grand Indonesia, pada 11-19 November 2023.

Selain di bioskop CGV, film-film tersebut juga bisa disaksikan secara daring di platform streaming KlikFilm.

JWCW 2023 rencananya dibuka oleh film "Inshallah a Boy" (Yordania) yang ditulis dan disutradarai oleh Amjad Al-Rasheed, dan ditutup oleh film "Shayda" (Australia) yang disutradarai oleh Noora Niasari.

Selain itu, beberapa film yang telah meraih penghargaan di festival film internasional juga akan ditayangkan, seperti "Monster" (Jepang) karya Hirokazu Kore-eda, pemenang Palme d'Or di Cannes Film Festival 2022, dan "Anatomy of a Fall" (Prancis) karya Catherine Corsini, pemenang Grand Prix di Cannes Film Festival 2023.

Shandy Gasela selaku Director JWCW, mengungkapkan film-film yang hadir di KlikFilm telah melewati kurasi yang ketat.

”Film-film yang hadir di KlikFilm, telah dikurasi oleh tim. Film-film yang hadir pastinya film berkualitas yang sudah hadir di festival film internasional sebelum di JWCW,” ujarnya.

Selain film-film di atas, berikut ini synopsis deretan film-film yang bisa disaksikan melalui platform digital KlikFilm dalam ajang festival JWCW.

Substraction

Film yang tayang perdana di Tiff (Toronto Internasional Film Festival) 2023 ini, bercerita tentang Farzaneh (Taraneh Alidoosti) adalah seorang instruktur mengemudi muda yang tinggal bersama suaminya Jalal (Navid Mohammadzadeh).

Suatu hari dia melihat suaminya masuk ke rumah seorang wanita tak dikenal. Ketika dia menemui Jalal, dia mengaku dia tidak ada di kota saat itu.

Kemudian Jalal memutuskan untuk memeriksa sendiri rumahnya. Ketika Jalal tiba di sana, dia bertemu dengan seorang wanita bernama Bita yang mirip dengan Farzaneh.

Tertegun, keduanya membandingkan foto pasangannya, suami Bita, Mohsen, pun terlihat identik dengan Jalal.

The Young Imam

Memiliki judul asli Le Jeune Imam, film ini menceritakan tentang sosok Ali, remaja berusia 14 tahun.

Untuk memberinya pendidikan yang layak, ibu tunggalnya mengirimnya ke sebuah madrasah di Mali.