Tragedi Pesta Halloween di Korsel
4 Faktor Penyebab Lonjakan Kerumunan Halloween Itaewon yang Mematikan
Warga Korea Selatan (Korsel) saat ini sedang mencari jawaban setelah 156 orang tewas karena tragedi halloween Itaewon mematikan pada Sabtu lalu.
Baru pada akhir September lalu, otoritas kesehatan menghapus mandat pemakaian masker di luar ruangan.
Halloween juga merupakan salah satu malam tersibuk di kawasan Itaewon.
Tempat-tempat seperti klub malam dan bar termasuk diantara sektor bisnis yang paling terpukul pada puncak pandemi.
Aturan pembatasan sebelumnya membuat anak muda Korsel diminta untuk tidak keluar hingga larut malam selama berbulan-bulan.
Dengan latar belakang ini, jumlah pengunjung Halloween pun diperkirakan mencapai sekitar 100.000 pada tahun ini.
Baca juga: Kantor Polisi Lokal Seoul Gagal Respons 11 Panggilan Darurat di Itaewon
Pada 2021, banyak pengunjung pesta masih turun ke jalan-jalan di Itaewon dengan mengenakan kostum populer, termasuk seragam Squid Game.
Namun saat akhir pekan Halloween pada 2022 ini, pembatasan jam kerja untuk restoran dan kafe pun telah dicabut.
Menurut data dari Seoul Metro, sekitar 130.000 orang melakukan perjalanan ke dan dari Stasiun Itaewon pada Sabtu naas.
Angka itu naik hampir 30 persen dibandingkan dengan 26 Oktober 2019 selama akhir pekan Halloween pra-pandemi terakhir.
Angka tersebut mencapai sekitar 59.000 pada waktu yang sama pada tahun lalu.
4. Jalan sempit dan curam

Insiden tragis itu terjadi di lereng sempit di sebelah Hotel Hamilton di luar pintu keluar 1 stasiun kereta bawah tanah Itaewon.
Video klip yang viral malam itu di media sosial memperlihatkan betapa padatnya bukit setinggi 45 meter yang lebarnya hanya sekitar 4 meter itu.
Di belakang hotel juga terdapat jalan panjang yang dipenuhi dengan restoran dan bar yang membentang sepanjang 300 meter.
Area ini sering menjadi bagian tersibuk di kawasan tersebut pada malam hari.
Bahkan pada akhir pekan biasa, jalan menjadi padat karena orang-orang berjalan ke arah yang berbeda pada waktu yang sama.
Setelah tragedi mematikan pada Sabtu lalu, beberapa bisnis di daerah terdekat pun tampak tutup untuk mengenang para korban.