Sabtu, 4 Oktober 2025

Gunakan Metode Improvisasi, Senyawa Bius Penonton Lewat Karya Musik Eksperimental

Grup musik asal Yogyakarta, Senyawa sukses membius penonton dengan penampilan karya eksperimentaldi Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta

istimewa
Grup musik asal Yogyakarta, Senyawa sukses membius penonton dengan penampilan karya eksperimentaldi Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta(Dokumentasi: Studio Plesungan) 

"Karya itu belum hidup kalau belum dibawa ke panggung, di panggung nanti karya itu baru mendapatkan energi."

"Apalagi kalau direspon orang, itu akan terus berubah lagi."

"(Menurut penilaian kami) kalau karya tidak pernah dibawakan (ke panggung) itu akan menjadi karya mati," jelas Rully.

Sehingga dengan bereksperimen, Rully maupun Wukir dapat membuka kemungkinan-kemungkinan perbaharuan lain.

"Jadi karya eksperimental itu banyak sekali membuka kemungkinan-kemungkinan lain yang bahkan kami sendiri tidak terpikirkan."

Baca juga: Selain Main Musik, Band Good Morning Everyone Juga Bikin Film Pendek

"(Sebagai contoh kemungkinan perbaharuan karya ini tercipta) karena (hasil kolaborasi bersama) orang lain lain yang mungkin kita libatkan (dalam karya) dapat memberikan pandangan lokal masing-masing," sambung Rully.

Konsep Berkarya

Dalam membuat sebuah karya, mereka berusaha membuatnya sungguh-sungguh.

Mereka berupaya bagaimana sebuah karya tercipta tidak hanya menginterpretasikan satu sudut pandang.

Mereka ingin penonton atau pendengarnya juga dapat merasakan dan kemudian membayangkan sesuatu sesuai dengan imajinasi mereka.

Grup musik asal Yogyakarta, Senyawa sukses membius penonton
Grup musik asal Yogyakarta, Senyawa sukses membius penonton dengan penampilan karya eksperimentaldi Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta (Dokumentasi: Studio Plesungan)

"Seperti layaknya cerita fiksi, kami membuat karya tidak serta merta membuatnya, itu nanti jadi tidak seru."

"Kami harus mengajak orang untuk dapat bercermin pada apa yang dia baca dan disambungkannya kepada kejadian yang relevan."

Baca juga: Kalahkan Apple Music dan Youtube, Spotify Jadi Jawara Pasar Streaming Musik Dunia

"Bagaimana buku fiksi itu menjadi menarik untuk dibaca, dan pembacanya juga merasa ditantang untuk berrpartuisipasi."

"Paling tidak ya intelektualnya (atau imajinasinya) dan semoga itu menjadi pancingan untuk orang berpikir," jelas Rully.

Kendati demikian, keduanya tidak ingin memaksakan penonton untuk dapat ikut berimajinasi dengan karyanya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved