Kamis, 2 Oktober 2025

Tukul Arwana Sakit

Tukul Arwana Masih di Ruang ICU, Dijaga Putrinya, si Bungsu Sedih Lihat Sang Ayah Melalui Video Call

Sudah sepekan pasca dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Cawang, Jakarta Timur. Kini kondisinya dikabarkan terus membaik.

@tukul_lailatul_qodar
Tukul bersama anak-anaknya. Tukul Arwana Masih di Ruang ICU, Dijaga Putrinya, si Bungsu Sedih Lihat Sang Ayah Melalui Video Call 

"Saat kami terima pasien dalam kondisi hipertensi. Terdeteksi di IGD sekitar 200-an tensinya," ujar dokter Sardiana Salam.

"Pada saat kita lakukan pemeriksaan secara lengkap, terjadi pendarahan luas. Kemungkinan besar itu adalah suatu respons pendarahan yang spontan karena hipertensi," tambahnya.

Tim dokter pun menyimpulkan bahwa pemilik nama lahir Tukul Riyanto ini mengalami pendarahan otak akibat hipertensi tinggi.

"Kemungkinan faktor risiko itulah yang menyebabkan terjadinya stroke. Pendarahan ini adalah hipertensi," kata dokter Sardiana.

Terlebih menurut sang manajer, Rizki Kimon, Tukul Arwana memang jarang sekali melakukan pengecekan rutin soal kesehatannya, sehingga hipertensi tersebut tidak terdeteksi hingga akhirnya kondisinya seperti saat ini.

"Kemungkinan hipertensinya ya memang tidak diketahui dan ini enggak kekontrol," tutur dokter Sardiana.

"Riwayat tidak terderteksi inilah yang ternyata hipertensi akhirnya menyebabkan pecah pembuluh darah kemudian pendarahan," imbuhnya.

Terkait hal itu kini Tukul Arwana masih dalam fase pemulihan, dokter pun telah memberikan obat anti hipertensi untuk mengurangi tekanan darahnya yang terlalu tinggi.

Ilustrasi - Stroke
Ilustrasi - Stroke (Medicine.net)

Penjelasan Dokter Soal Darah Tinggi dan Risiko Stroke Seperti Tukul
Direktur RS Pusat Otak Nasional, Mursyid Bustamie memaparkan, sekitar 20% stroke pendarahan disebabkan karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah dengan penyebab utamanya karena tingginya faktor risiko tertentu.

Adapun faktor risiko dari stroke dan menjadi common respector diantaranya diabetes, hipertensi, pola makan yang buruk, merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, alkohol, dan narkotika.

''Kalau stroke pendarahan biasanya adalah penderita hipertensi. Yang terjadi adalah tidak kuatnya pembuluh darah menahan tekanan darah yang tinggi, sehingga terjadilah kebocoran,'' ujarnya beberapa waktu lalu.

Mursyid membeberkan, faktor risiko stroke pendarahan ada 2 yakni yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan.

Faktor risiko yang bisa dikendalikan sebaiknya dicegah sedini mungkin dengan mulai menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Tidak melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan masalah kesehatan di masa depan seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, batasi konsumsi gula, garam dan lemak.

Sementara untuk faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan yakni umur, genetik jenis kelamin. Untuk mengetahuinya sebaiknya melakukan cek kesehatan secara berkala untuk mengetahui riwayat kesehatan sehingga apabila ada kelainan dalam tubuh bisa diketahui dan diantisipasi sedini mungkin.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved