Minggu, 5 Oktober 2025

Peter Jonatan Musisi yang Harumkan Nama Indonesia di Amerika Serikat

Setelah pianis Joey Alexander yang berkarier dan meraih sejumlah berkarier di Amerika Serikat yang mengharumkan Tanah Air

Penulis: Toni Bramantoro
Dok. pribadi
Peter Jonatan in action 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah pianis Joey Alexander yang berkarier dan meraih sejumlah berkarier di Amerika Serikat yang mengharumkan nama Indonesia, kini muncul pula nama musisi Peter Jonatan asal tanah air yang memiliki talenta besar.

Peter Jonatan adalah seorang komposer, arranger, orkestra, konduktor, dosen, dan pianis berbakat yang mengkhususkan diri dalam komposisi Jazz. Peter handal dalam genre musik kontemporer, termasuk Pop, Gospel, Klasik, Latin, dan lainnya.

Peter Jonatan memperoleh gelar Doctor of Musical Arts in Jazz Studies dari New England Conservatory (2020).

Ia mendapatkan gelar Master of Music in Jazz Studies dari New England Conservatory (2014) dan Bachelor of Music in Jazz Composition dari Berklee College of Music (2011). Saat ini Peter mengajar di New England Conservatory of Music.

"Saya sebagai orang Indonesia bersyukur dapat menyandang gelar S3 Jazz Composition di salah sau universitas terkemuka di US. Saya berharap dapat terus membawa nama Indonesia, dan memperkenalkan warna musik khas dari berbagai daerah di Indonesia dalam karya-karya saya," ujar Peter Jonatan.

Peter Jonatan lahir di Jakarta. Ia mengenal musik sejak kecil. Pada usia empat tahun, Peter melihat demonstrasi keyboard di taman kanak-kanaknya, dan langsung ingin belajar piano. Sehingga orangtuanya mendaftarkannya di Yamaha Music School Indonesia (YMI).

Sejak usia dini, Peter telah menerima pendidikan awal dalam komposisi. Selama lima tahun belajar di YMI, ia berkesempatan mengikuti program khusus untuk siswa berbakat musik yang disebut JOC (Junior Original Concert). Dia belajar bagaimana menulis dan melakukan komposisi asli.

Setelah lulus dari YMI pada tahun 1992, Peter masuk ke Yayasan Pendidikan Musik (YPM), sekolah musik klasik terbaik di Indonesia. Ia belajar selama sepuluh tahun di bawah bimbingan Ibu Tuti Saidbun, Ibu Edmay Solaiman, dan Ibu Susiana Adhitjan. Periode intens studi klasik ini membentuk dasar yang kuat untuk teknik Piano Peter.

Peter lulus ketiga dari kelas persiapan konservatori YPM pada tahun 2002 dari 70 siswa. Selain studi musik klasik, Peter diperkenalkan ke dunia iringan dan aransemen oleh salah satu guru paling berpengaruh dalam hidupnya, Ibu Priscilla Dianawati.

Belajar secara pribadi dengannya selama enam tahun (1996 – 2002), ia fokus pada teknik pengiring (terutama untuk gereja dan paduan suara) dengan sangat rinci.

Kemudian, ia juga mempelajari aransemen dasar dan orkestrasi untuk ansambel kecil dan orkestra kamar. Pada tahun 2002, Peter menerima beasiswa penuh dari Singapore Technologies Ltd. untuk belajar di Nanyang Technological University di Singapura, salah satu sekolah teknik terbaik di dunia.

Meskipun teknik adalah bidang studi sarjana pertamanya, minat dan hasratnya terhadap musik tidak pernah surut. Dia terus terlibat dalam banyak kegiatan musik di kampusnya.

Ia menemani Nanyang Technological University Choir, menjabat sebagai Musical Director untuk dua produksi musik di bawah Nanyang Technological University Indonesian Student Christian Fellowship.

Selain itu, Ia menemani solois dan paduan suara dalam produksi musik di bawah Gereja Presbiterian Bukit Batok (BBPC).

Ia juga terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya dalam komposisi, aransemen, orkestrasi, dan pengurutan melalui belajar mandiri dari buku.

Peter memperoleh gelar Bachelor of Engineering in Materials Engineering dari NTU pada tahun 2006.

Ia memperoleh empat medali emas, termasuk satu untuk mahasiswa terbaik jurusan Material Engineering angkatan 2006.

Antara 2006-2008, Peter dihadapkan pada keputusan yang sulit. Ia ditawari kesempatan beasiswa untuk melanjutkan studinya ke PhD di Teknik Material. Namun, pada saat yang sama, hatinya lebih condong ke musik.

Akhirnya, ia memutuskan untuk memilih musik sebagai pekerjaan hidupnya. Untuk menjadi musisi yang sukses, ia harus belajar di lembaga musik top di dunia.

Pilihannya adalah Berklee College of Music, di mana dia mendaftar di Musim Semi 2009.

Saat ia mempersiapkan dirinya untuk menghadiri Berklee, ia mengambil sertifikat profesional di Arranging dari Berklee Music Online (perpanjangan dari Berklee College of Music), lulus pada tahun 2008 dengan IPK 4.0.

Ia juga belajar piano jazz secara privat (dari 2007 – 2008) di bawah salah satu musisi papan atas di Indonesia, Pak Aminoto Kosin.

Studi klasik awal dan minatnya yang lama pada jazz sangat membantunya selama studi jazz. Selama tujuh semester belajar di Berklee, ia terus mengasah bakat musiknya (terutama dalam komposisi, aransemen, dan orkestrasi).

Karyanya "Paradise Island", dipilih untuk pertunjukan oleh konser tahunan Musim Semi 2011 Berklee Concert Jazz Orchestra yang bergengsi.

Karyanya yang lain, berjudul “In Remembrance of Romanticism,” terpilih sebagai salah satu proyek akhir terbaik Berklee 2010 oleh Departemen Harmoni Berklee dan ditampilkan di Harmony Too! Konser tahunan.

Aransemen standar jazz “Out of Nowhere”-nya dipilih untuk pertunjukan di konser tahunan Chord Scale Madness 2010 di Berklee Performance Center.

Peter lulus dengan predikat summa cum laude dari Berklee pada Desember 2011.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved