Selasa, 30 September 2025

Pola Makan Rendah Karbohidrat Sangat Riskan, Kesehatan Jadi Taruhan, Juwita Bahar Contohnya

Pedangdut Juwita Bahar pernah menjalani pola diet yang salah. Ia menghentikan kebiasaannya makan nasi selama dua tahun.

Editor: Willem Jonata
Warta Kota/Arie Puji Waluyo
Juwita Bahar Bahar ketika ditemui di gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2021). Juwita Bahar pernah koma 15 Hari di Rumah Sakit gara-gara sakit di otak. 

Konsumsi karbohidrat yang menyehatkan dapat mendukung metabolisme tubuh, sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.

Ketika seseorang mengurangi drastis atau benar-benar menghentikan konsumsi karbohidrat, orang tersebut berisiko mengalami kekurangan nutrisi jika tidak menggantinya dengan sumber makanan lain.

Oleh karena itu, ketika hendak memangkas karbohidrat, usahakan terlebih dahulu melakukan perencanaan nutrisi yang matang.

2. Tidak cukup serat

Tidak cukup mengonsumsi karbohidrat juga bisa menyebabkan tubuh kekurangan asupan serat.

Beberapa sumber serat terbesar dari karbohidrat antara lain biji-bijian, buah-buahan dan sayuran, terutama sayuran bertepung (starchy vegetables).

Serat memiliki peran kunci dalam proses pencernaan serta kesehatan jantung dan kesehatan usus.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan lebih banyak serat memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan cenderung memiliki lebih banyak bakteri menguntungkan dalam mikrobioma.

Serat juga dapat membantu kita merasa kenyang untuk waktu yang lebih lama, yang akan berguna jika kita sedang berusaha menurunkan berat badan.

3. Mengganggu fungsi otak

Karbohidrat adalah sumber energi yang lebih disukai oleh otak.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa otak mengonsumsi sekitar 120 gram karbohidrat setiap harinya dan otak kita menyumbang sekitar 20 persen dari total energi (kalori) yang dibakar setiap hari.

Saat pertama kali memulai diet rendah karbohidrat, kita mungkin akan mengalami kabut otak, kelelahan mental dan perubahan suasana hati karena sumber bahan bakar utama tubuh tiba-tiba menghilang.

Setelah tubuh bisa menyesuaikan diri, gejala-gejala tersebut mungkin akan mereda, tetapi efek awal tersebut adalah bagian dari alasan mengapa diet rendah karbohidrat sangat sulit untuk dipatuhi.

Menurut Koff, banyak orang mengganti peran stimulannya dengan sumber lain, seperti kafein.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved