Kamis, 2 Oktober 2025

Rian D'Masiv Kehilangan Pemasukan Rp 1 Miliar Akibat Covid-19

D'Masiv mengakui pihaknya kehilangan pemasukan hingga mencapai Rp 1 miliar setelah gagal manggung. Vokalisnya pun berbagi kisah.

Tribunnews/JEPRIMA
PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) bersama grup band DMasiv yang digawangi Rian Ekky Pradipta, Dwiki Aditya Marsall, Nurul Damar Ramadan, Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata, dan Wahyu Piadji saat menghibur penumpang di dalam Kereta Rel Listrik dari Stasiun Manggarai sampai Stasiun Kota, Jakarta, Senin (2/9/2019). Band D'Masiv menghibur penumpang KRL dalam rangka merayakan Hari Pelanggan Nasional yang jatuh pada 4 September mendatang dengan menyanyikan sejumlah lagu hits miliknya. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus Corona atau Covid-19 yang menyebar di Indonesia membuat sejumlah Pemerintah Daerah memperketat aturan perihal izin keramaian kepada penyelenggara acara.

Berbagai konser pun terpaksa dibatalkan. Hal tersebut otomatis membuat pemasukan para musisi kandas.

D'Masiv misalnya. Grup musik di bawah komando Rian Ekky Pradipta itu mengakui pihaknya kehilangan pemasukan hingga mencapai Rp 1 miliar setelah gagal manggung.

Kepada wartawan Tribunnews.com Network, Arie Puji Waluyo, Rian D'Masiv berbagi cerita seputar pembatalan agenda manggung grup musiknya buntut pandemi Covid-19. Wawancara berlangsung, Senin (16/3/2020) kemarin.

Berikut petikannya:

Anda mengungkapkan sejumlah agenda manggung D'Masiv dibatalkan. Berapa banyak jumlahnya?

Iya benar (soal pembatalan agenda pentas D'Masiv). Di bulan Maret itu ada delapan agenda yang batal ,dari pertengahan sampai akhir bulan. Di bulan April sendiri kami ada jadwal manggung (di tanggal) 1, 2, 3, 4, 5, cuma yang (sudah) di-cancel tanggal 3 April. Tanggal 1 dan 2 masih on schedule.

Tapi kayaknya di-cancel sih karena berkaca kejadian semalam (kemarin--red). Harusnya kami manggung di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tiba-tiba H-1 dibatalin. Jadi ya siap-siap aja banyak yang di-cancel.

Ya mau tidak mau kami harus terima. Beberapa (agenda manggung) ada di-reschedule belum tahu kapan (jadwal pengganti) dan ada yang di-cancel. Selain tanggal 3 April, pada 18 April juga jadwal manggung D'Masiv di-cancel. Jadi sejauh ini (yang di-cancel) sekitar 10 jadwal.

Berapa besar pemasukan yang kandas dari pembatalan tersebut?
Lumayan lah. Kami sekali manggung antara Rp 80-100 juta, sekali main. Kalikan saja 10, ya hampir Rp 1 miliar. Lumayan banget.

Bagaimana D'Masiv menyikapinya?
Ya semalam kami mengisi waktunya dengan mengerjakan lagu baru. Kami ngobrol, bikin lagu, dan rekaman. Ya kami harus atur waktu ke depan bagaimana caranya mendapatkan uang. Karena kami banyak tanggungan kan. Ada keperluan bulanan, bayar karyawan, dan lain-lain.

Ya D'Masiv jadi tulang punggung buat semua personel. Ada orang finance, manajemen, merchandise, fotografer, yang perlu digaji semua. Kalau tidak manggung, bingung juga ya. D'Masiv ada sekitar 15 orang.

Kami hanya bisa pasrah dan usaha, insyaAllah ada jalannya. Kalau kami berusaha apapun baik itu dari merchandise, jalani aja.

Kami percaya rezeki enggak ke mana-mana. Kami tentu harus menghormati keputusan pemerintah meski itu berdampak ke acara yang mengundang D'Masiv. Kami enggak akan maksa buat tetap manggung.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved